Pada suatu pagi, di sebuah kampung di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja sedang ada kegiatan kemasyarakatan. Ada warga yang akan mengadakan pesta perkawinan anak. Para tetangga, warga sekitar kampung dan handai taulan dari berbagai kampung pun hadir. Mereka dengan penuh keiklasan memberi bantuan berupa materi, pikiran, waktu dan tenaga.
Para ibu-ibu dan remaja wanita berkumpul di bagian belakang atau dapur untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi warga yang membantu pekerjaan. Ada yang memasak nasi, merebus air, membuat kopi dan teh, dll. Sementara para bapak -bapak dan remaja pria bergotong-royong membuat pondok. Saya juga ikut terlibat membantu pembuatan pondok.
Lalu, tibalah waktu coffee break sekitar pukul sepuluh pagi. Para wanita berjalan dengan membawa nampan berisi gelas dan aneka kue. Selebihnya membawa ceret berisi kopi dan teh. Di sela-sela sesi minum kopi, bertemulah Pong Abner dan Indo' Lisa. Pong Abner mendekati Indo' Lisa dan menyalaminya. Mereka berdua duduk di sebuah potongan bambu.
Oi.... Indo'na Lisa, umbanakua kareba (Mama Lisa, apa kabar?)
O.... Kareba mellong, indanna o mo ko mu? (Kabar baik, bapak siapa lagi ya?)
E .... aku te Pong Abner, sanga baitti'ku disanga Polu'. Ommu tang ingkilalaimo'? Lai' Matta' ko to? (Saya ini bapaknya Abner, nama kecilku Polu'. Kok sudah lupa sama saya? Kamu Matta' kan?)
So' Polu' pale'na. Maganta' bang sia ko iko susi tonna massikola pi ki'. (Ternyata Polu'. Kamu masih gagah sama seperti waktu kita kuliah dulu).
Inang aku mo aka maganta'na lan kelas ta. Susi bang sia iko, paling magarattakna lan kelas. Iko manda disialai lan kelas ta tonna te'e. (Kan saya yang paling gagah dalam kelas kita. Sama seperti kamu yang menjadi siswa paling cantik dalam kelas kita dulu.)
Mereka berdua tertawa lepas penuh keakraban sambil mengurai pengalaman masa SMA. Banyak hal mereka ceritakan satu sama lain. Saya yang hanya duduk mendengar di samping mereka sering tertawa sendiri mendengar celoteh-celoteh keduanya. Oya, bapak Abner memiliki karakter suka bergurau. Meskipun wajahnya terlihat sangar, tapi ia orang yang ramah dan sekali lagi suka melucu dan berbuat usil.
Setelah puas cerita masa lalu, topik pembicaraan mereka berpindah ke pekerjaan dan keluarga.