Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Makna Tradisi Rutin Orang Toraja di Masa Tahun Baru

Diperbarui: 4 Januari 2024   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga duduk dalam pondok mengikuti ibadah syukur keluarga. Sumber: dok. pribadi

Daerah-daerah di Indonesia memiliki penghuni khas yakni suku bangsa. Dari suku bangsa ini menganut kepercayaannya sendiri-sendiri. Ada yang dominan beragama Islam, Kristen, Hindu dan penganut aliran kepercayaan. Berlatar belakang kesukuan, kepercayaan dan karakteristik daerah, maka penduduk setempat memiliki tradisinya masing-masing. 

Misalnya saudara-saudara kita yang Muslim akan menjadikan masa Idul Fitri sebagai ajang ramahtamah dan silaturahmi bagi seluruh rumpun keluarga, kerabat dan handai taulan. Warga Kristen dan Katolik akan silaturahmi besar-besaran di masa Natal. Demikian halnya dengan warga lain yang mengikuti aliran kepercayaannya. 

Minggu pertama di masa tahun baru menjadi waktu dimana banyak orang Toraja menyelenggarakan sebuah tradisi turun-temurun, yakni ibadah Natal dan ibadah syukur keluarga. Acara ini dimulai sejak tanggal 1 hingga sekitar tanggal 8. Waktu ini dipilih karena masih banyak handai taulan yang masih tinggal di kampung. Memasuki minggu kedua, biasanya para perantau Toraja telah kembali ke daerah tempat tugas mereka. 

Bagi orang Toraja, ibadah syukur tidak semata sebagai ibadah rutin saja. Ini adalah saat terbaik mempertemukan rumpun keluarga. Terutama keluarga yang ada di tanah rantau. Mereka akan dipertemukan dengan sanak famili yang tersebar di berbagai kampung di sekitar Toraja. 

Orang Toraja memaknai ibadah syukur keluarga layaknya kegiatan sakral lainnya. Persiapan matang dilakukan. Bahkan persiapannya bisa berhari-hari. Tradisi ibadah syukur ini menandai ucapan syukur sebuah keluarga atas berkat yang mereka terima selama setahun atau beberapa tahun terakhir. 

Seperti salah satu ibadah syukur keluarga yang saya ikuti hari ini. Ibadah syukur ini adalah ibadah Natal keluarga yang dirangkaikan dengan ibadah syukur telah selesainya acara perkawinan salah satu anggota keluarga. Sekila dilihat bahwa tempat acara mirip dengan lokasi pesta besar resepsi perkawinan. 

Adapun penentuan hari baik pelaksanaan kegiatan juga tidak sembarang dilakukan. Bukan kebetulan bahwa yang melaksanakan acara adalah salah satu orang yang ditokohkan secara adat dalam kampung. Sehingga penentuan hari baik sebuah acara selalu bersumber dari keputusannya.

Uniknya lagi lokasi ibadah syukur ini ada di pelosok Tana Toraja. Antusiasme warga setempat untuk mengikuti ibadah syukur ini luar biasa. Puluhan petak pondok yang telah disiapkan keluarga tak mampu menampung sanak keluarga yang datang. Keluarga dan warga sekitar, baik Kristen, Muslim dan kepercayaan hadir bersama . Mereka duduk penuh keakraban dalam petak-petak pondok tanpa jarak sama sekali.

Desa tau lembang tempat penyelenggaraan acara, 100% warganya adalan Nasrani. Namun, hampir setangah tamu yang datang adalah Muslim. Hal ini terjadi karena terdapat dua desa terdekat yang warganya sekitar 60% Muslim dimana mereka semua masih ada dalam satu rumpun keluarga dengan keluarga yang melaksanakan ibadah syukur. Artinya, toleransi masih terpelihara dengan sangat baik. 

Persiapan untuk kegiatan ini telah dilakukan sejak seminggu yang lalu. Adapun persiapan tersebut berupa pembuatan pondok. Puluhan  petak pondok disiapkan oleh keluarga yang menyelenggarakan acara. Selama tahap persiapan ini, dibutuhkan keterlibatan banyak orang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline