Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Mie Gomak, Kuliner Ikonik Khas Batak

Diperbarui: 3 Desember 2023   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie gomak yang saya cicipi di Toraja. Sumber: dok. pribadi.

Berbicara tentang Indonesia, sampai kita mati pun keunikannya tak akan habis kita eksplorasi. Dari sekian banyak keunikan Indonesia, kuliner adalah salah satu yang paling banyak diminati. Setiap daerah, memiliki kuliner yag ikonik dan menjadi gambaran umum kehidupan warganya. 

Di pulau Sumatera, ternyata tak perlu jauh-jauh ke Sumatera Utara untuk mencicipi kuliner khas Batak. Di Toraja pun saya mendapatkannya.

Adalah perkenalan saya dengan bapak Deddy Suhendri Simbolon, guru SMKN 2 Toraja Utara di kegiatan Refleksi Peran Guru Penggerak  dalam Transformasi Pendidikan.

Kegiatan ini berlangsung di Jakarta. Saya dan pak Deddy sama-sama menjadi peserta sebagai Koordinator Guru Penggerak dari kabupaten kami.

Saya dari Kabupaten Tana Toraja dan pak Deddy dari kabupaten Toraja Utara. Pertemuan inilah yang membuat saya akhirnya secara tak terduga bisa mencicipi salah satu kuliner ikonik khas Batak. Oya, Pak Deddy adalah seorang Batak Toba asli yang merantau ke Toraja dan memilih menetap di sana.

Sekembalinya kami dari Jakarta, dalam perjalanan kami berdua kembali ke Toraja, sebagai rekan sekaligus sebagai sopir, saya merencanakan untuk mengantar pak Deddy ke rumah kontrakannya di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara. Sekitar 20 km dari tempat tinggal saya di Makale, Kabupaten Tana Toraja.

Nah, di tengah cerita kami sepanjang perjalanan dari Kota Makassar ke Toraja, pak Deddy sepertinya telah merencanakan sebuah jamuan makan malam spesial untuk saya ketika tiba di kontrakan pak Deddy. 

Pak Deddy menelfon istrinya untuk memasak makanan, frase yang berulang-ulang disebut pak Deddy adalah mie gomak. Dengan jelas saya menyimak pembicaraan pak Deddy dengan istrinya. Saya belum paham sebenarnya apa itu mie gomak. Intinya, itu adalah bahasa Batak. Saya pun tak bertanya sedikit pun. Di pikiran saya cuma bagaimana tiba di Toraja dengan selamat menempuh perjalanan kurang lebih 300 km dari Makassar.

Hujan lebat menemani hampir separuh perjalanan kami. Pak Deddy berkali-kali pula membahas mie gomak bersama istrinya ketika mereka saling memberi kabar lagi bersama anak-anak mereka.

Sekitar 10 jam perjalanan, kami tiba di Tana Toraja pukul 9 malam. Tak sempat singgah ke rumah, saya langsung mengantar pak Deddy ke Rantepao. Tiba di sana pukul 9.30. Hujan masih turun dan suasana gelap karena pemadaman listrik bergilir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline