Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Ketika Tapal Batas Kabupaten Barru-Pangkep Bersolek

Diperbarui: 2 November 2023   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret bangunan yang beralih fungsi menjadi cafe. Sumber: dok. pribadi

Ada yang berubah di tapal batas dua kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, yakni tapal batas kabupaten Barru dan kabupaten Pangkep.

Dalam 2 tahun terakhir, perbatasan kedua kabupaten ini mengalami perubahan kehidupan sosial.  Dulunya tapal batas kabupaten dengan simbol sepasang tugu perbatasan bertuliskan Selamat Datang di Kabupaten Barru ini lebih banyak digunakan sebagai tempat persinggahan  bagi penumpang yang menempuh perjalanan jauh dari atau menuju ke Makassar. 

Suasananya pun boleh dikatakan masih asri karena banyakya pepohonan buah rambutan di halaman rumah warga. Tembok pembatas jalan trans Sulawesi dengan view ke arah laut mengundang pengendara untuk rehat sejenak, terutama pada sore hari menunggu mentarin tenggelam. Tapal batas ini pun populer sebagai tempat berfoto selfie bagi pelintas dan masyarakat sekitar.

Sejumlah pedagang bakso gerobak dan motor pun sering mangkal. Selebihnya menjadi tempat beristirahat bagi sopir-sopir ekspedisi. Ada sopir yang sekedar singgah tidur sejenak dan ada pula yang membongkar muatan atau melakukan. servis kendaraan pada bengkel-bengkel yang ada di tapal batas.

Namun, kini pemandangan tersebut sudah berubah drastis. Tapal batas di kabupaten Pangkep yang masuk kawasan geopark Maros-Pangkep saat ini menawarkan pemandangan yang kontras dengan tema geopark.

Selepas pandemi Covid-19, tapal batas Barru-Pangkep mulai bersolek. Objek yang bersolek bukanlah keindahan kawasan geoparknya, namun sejumlah wanita yang bersolek setiap hari. 

Ya, fenomena kehidupan sosial ini tak terhindarkan selepas pandemi Covid-19 di tapal batas Barru-Pangkep. Akan tetapi ada yang unik, tak ada yang merambah ke tapal batas di wilayah Barru. Mereka yang bersolek khusus hanya ada di tapal batas yang masuk wilayah Pangkep. 

Pemandangan sejumlah wanita tengah bersolek dengan penampilan yang menggugah iman yang melihatnya telah menjadi pemandangan lumrah akhir-akhir ini. Puluhan kios/warung penjual air mineral untuk sopir-sopir ekspedisi sudah berubah menjadi bangunan cafe-cafe mini dengan nama-nama unik disertai merek produsen minuman beralkohol. 

Jika dilihat dari ukurannya, bisa ditafsirkan bahwa ukuran bangunan tiap cafe bervariasi. Namun, rata-rata 4x4 m hingga 4x6 meter. Kios dengan fungsi cafe di sepanjang kurang lebih 200 meter setelah tapal batas memasuki kabupaten Pangkep mudah dikenali dari warna cat dinding. Warnanya rata-rata hijau cerah kombinasi merah. Ada balai-balai di depan cafe tempat bersolek para kaum hawa sang petugas cafe. Ciri lainnya adalah bangunannya tanpa jendela. Hanya pintu yang menyambut "tamu".

Pada siang hari, sesekali pengendara yang melintas akan melihat wanita-wanita bak artis papan atas sedang melenggak-lenggok di depan cafenya seolah memberikan kode bagi siapapun yang melintas untuk singgah. Setiap cafe, baik di bagian kiri maupun di bagian kanan jalan trans Sulawesi memiliki penunggunya atau petugasnya masing-masing. Pandangan para wanita yang murah senyum tersebut selalu tertuju pada setiap mobil yang melintas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline