Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

To Mabalisa, Sebuah Praktik Baik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Diperbarui: 18 Oktober 2023   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto bersama calon guru penggerak dan kepala sekolah. Sumber: dok. pribadi

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 adalah salah satu bagian inti dari Kurikulum Merdeka setelah pembelajaran intrakurikuker. Jika intrakurikuker lebih mengarah pada kegiatan pembelajaran berbasis mata pelajaran, maka P5 lebih fokus pada pembangunan karakter murid. Karakter terbangun melalui beragam kegiatan projek yang didasarkan pada tema-tema yang telah disiapkan dalam kurikulum. Melalui kegiatan P5 diharapkan karakter murid bisa menggambarkan dimensi-dimensi P5. Sehingga pada akhirnya nanti murid-murid benar-benar memiliki karakter yang berprofil pelajar Pancasila. 

Di UPT SMAN 2 Tana Toraja, salah satu tema yang telah dijalankan pada kegiatan P5 adalah Gaya Hidup Berkelanjutan. Tema ini menjadi pilihan pertama untuk peserta didik di kelas sepuluh dan diterapkan pada semester ganjil. Pada tema ini, murid dan guru menyepakati satu topik yaitu To Mabalisa

Lalu ,apa yang dimaksud dengan To Mabalisa? Dalam bahasa Toraja, kata "To" artinya orang. Sementara kata "Mabalisa" artinya gelisah, penasaran, ingin tahu. Dengan demikian To Mabalisa dapat diartikan sebagai orang yang gelisah, penasaran dan ingin tahu. Lebih lanjut lagi, Mabalisa artinya seseorang yang merasa tidak tenang ketika melihat sesuatu yang mengganggu penglihatan dan pemikirannya. 

Topik To Mabalisa dalam P5 dilaksanakan dalam kegiatan mewujudkan lingkungan sekolah yang bebas sampah. Selanjutnya, apa kaitan antara To Mabalisa dengan sampah? 

Melalui topik To Mabalisa, para siswa di UPT SMAN 2 Tana Toraja diharapkan mampu tergerak jiwanya untuk memungut sampah yang selama ini banyak berserakan di sekitar lingkungan sekolah. Melalui pendekatan kearifan lokal orang Toraja, para siswa diajak untuk gelisah ketika melihat sampah. Kegelisahan itu akan terobati manakala telah memungut sampah dan membuangnya pada tempat yang telah disediakan. 

Selama kurang lebih empat bulan pelaksanaan P5 dengan topik To Mabalisa, ditemukan oleh warga sekolah bahwa lingkungan sekolah memang mulai bersih dari sampah. Selanjutnya, sampah-sampah yang telah terkumpul kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya. Khusus untuk sampah yang bisa terurai dibuatkan lubang pembusukan dan fermentasi. Hasil fermentasi menjadi kompos dan telah dijadikan pupuk untuk tanaman cabainyang ditanam dalam wadah polybag di sekitar halaman sekolah. 

Koordinator, fasilitatir bersama siswa sepakat untuk tidak membakar sampah, terutama belahan dasar plastik. Pembakaran sampah justru membawa dampak lain yakni pencemaran. 

Topik To Mabalisa pun dibuat menjadi yel-yel dalam bahasa Toraja untuk mengajak siswa dan guru-guru untuk menindaki sampah yang mereka lihat di sekitar lingkungan sekolah. Yel-yel itu berupa ucapan: e to Mabalisa, Mabalisana', Mabalisa komi, Mabalisaki' sola nasang. Artinya: hai orang yang gelisah, aku gelisah, ayo gelisah, kita semua gelisah. 

Untuk sampah berjenis plastik seperti bekas air minum mineral, dikumpulkan kemudian diisi sampah lainnya. Sampah-sampah seperti kantong plastik dan sejenisnya dimasukkan ke dalam bekas botol air mineral, ditumbuk hingga padat. Setelah itu botol-botol yang telah padat oleh sampah dijadikan pagar atau pembatas taman bunga di depan ruang-riang kelas. 

Menjadi narasumber pada Kegiatan IKM di SMAN 2 Tana Toraja. Sumber: dok. pribadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline