Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Melihat Praktik Baik Kurikulum Merdeka dari Pelosok Kabupaten Enrekang

Diperbarui: 14 Oktober 2023   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapangan voli di halaman SMAN 11 Enrekang. Sumber: dok. pribadi.

Merdeka Belajar telah digaungkan pemerintah selama tiga tahun terakhir melalui implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum ini diharapkan mampu mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah secara bertahap dengan muara mewujudkan merdeka belajar lewat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang berprofil pelajar Pancasila. 

SMAN 11 Enrekang yang berada di Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang telah menjadi sekolah penyelenggara Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2022/2023.

Sekolah ini termasuk ke dalam salah satu sekolah negeri dengan kategori terpencil. Ada dua orang guru honorer yang mengajar di sekolah ini melalui program Sulsel Mengajar. Program ini menempatkan guru-guru terbaik di sekolah terpencil se-Sulawesi Selatan.

Salah satu dampak positif dari implementasi kurikulum merdeka di SMAN 11 Enrekang adalah terbangunnya karakter siswa. Seperti apa karakter siswa di sekolah ini?

Berikut saya tuliskan berdasarkan informasi yang saya dapatkan dalam rangka In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka. 

Foto bersama Kepala Sekolah dan Pengurus Komunitas Belajar PPKn SMA Kabupaten Enrekang. Sumber: dok. pribadi.

Pembangunan karakter yang baik dimulai dari dalam sekolah. Artinya, sekolah yang disiplinnya bagus tidak harus memiliki pagar yang tinggi dan tidak perlu penerapan tata tertib sekolah yang menggunakan sistim poin. Semua harus dimulai dari pimpinan atau kepala sekolah. Jika kepala sekolahnya bisa menjadi role model oleh seluruh warga sekolah, maka lingkungan sekolah juga akan menyambut secara positif.

Di sela-sela istirahat makan siang, saya berbincang dengan kepala sekolah SMAN 11 Enrekang, bapak Saparuddin, S.Pd., M.A. Berdasarkan penuturan dari beliau, siswa-siswa di sekolah yang dipimpinnya tidak pernah ada yang bolos, padahal sekolah ini tanpa pagar. Dengan kata lain, tidak ada pagar sekeliling sekolah yang menjadi pembatas antara lingkungan sekolah dengan lingkungan luar.

Memang ada pagar tembok setinggi 1,5 meter di bagian depan sekolah, akan tetapi dua pintu masuk yang lebar tidak memiliki pagar atau pintu penutup. Sementara pada sisi lainnya, bangunan ruang kelas langsung bersebelahan dengan kebun sayur warga.

Demikianlah yang terjadi di SMAN 11 Enrekang. Menurut bapak Sapar tidak pernah ada siswanya yang bolos selama ia memimpin sekolah tersebut. Peluang untuk bolos terbuka di sekeliling sekolah seandainya siswa mau melakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline