Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Ketika Spurs Membaik dan MU Memburuk

Diperbarui: 20 Agustus 2023   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Spurs merayakan gol ke gawang MU. Sumber: Twitter Tottenham Hotspurs

Tottenham Hotpurs menyajikan permainan menawan ketika sukses mengalahkan Manchester United 2-0 di pekan kedua Liga Primer Inggris. Dua gol kemenangan klub berjuluk The Lily Whites diukir oleh gelandang bertahan asal Senegal, Pape Sarr pada menit ke-49. Gol ini berawal dari umpan silang Dejan Kulusevski yang membentur bek United, Lisandro Martinez, dan bola rebound tepat di kaki Sarr yang langsung meneruskannya ke gawang United. Sementara gol kedua tercipta lagi-lagi lewat andil Lisandro Martinez. Ia melakukan gol bunuh diri pada menit ke-83.

Memulai musim 2023-2024, Spurs kini diarsiteki oleh Ange Postecoglou. Ia adalah pelatih berkebangsaan Australia dengan darah Yunani. Di awal kedatangannya di kota London, Postecoglou sepintas kurang terkenal sebagai manajer klub sepakbola meskipun ia sendiri adalah mantan pemain sepakbola profesional. Tambahan pula bahwa Spurs juga ditinggalkan oleh kapten dan ikon klub, Harry Kane yang hijrah ke Bayern Munich menjelang bursa transfer musim panas ditutup.

Namun, kini secercah harapan dihadirkan oleh Postecoglu di tim Spurs. Mengandalkan eks kiper Empoli, Guglielmo Vicario, gawang Spurs terlihat mulai aman musim ini. Salah satu penyelamatan gemilang Vicario adalah ketika mampu menepis sundulan tajam Casemiro. Lalu ada bek asal Mali yang juga tampil sangat baik , yakni Yves Bissouma. Penghargaan sebagai man of the match layak ia dapatkan. Kemudian, Pape Sarr juga sangat menonjol di laga melawan United. Disamping gol yang dicetaknya, ia berkali-kali mampu mengancam gawang Andre Onana. Salah satunya di menit ke-39, ketika ia dan Pedro Porro secara bergantian mengobok-obok pertahanan Unted.

Beberapa kali pula kombinasi umpan satu dua dari para pemain Spurs mampu merepotkan pertahanan United. Jika pola dan kreatifitas permainan Son Heung-min dkk konsisten, bukan tidak mungkin Spurs mampu menjadi pesaing dalam perebutan gelar liga musim ini. Satu kali menang dan sekali imbang tentu menjadi langkah yang baik bagi Spurs.

Sementara Manchester United justru memburuk di pekan kedua Liga Primer Inggris. Setelah menang 1-0 dengan aroma "keberuntungan" dan kontroversial atas Wolves di pekan perdana, bertamu ke White Hart Lane, markas Spurs di pekan kedua, tim asuhan Erik Ten Hag justru terpuruk. Meskipun beberapa kali menciptakan peluang matang seperti yang dikreasi oleh Marcus Rashford pada menit ke-12 di babak pertama dan dua kali beruntun di babak kedua pada menit ke-55 melalui tendangan Anthony yang membentus tiang gawang dan juga peluang dari sundulan Casemiro beberapa saat kemudian, akan tetapi efektifitas permainan United masih butuh perbaikan. 

Harus diakui bahwa nama-nama besar yang menghuni 11 skuad utama skema Erik Ten Hag memiliki skill mumpuni yang mampu merepotkan pemain yang berhadapan dengan mereka. Tengok saja kiper anyar mereka, Andre Onana, lalu ada bek Luke Shaw, Martinez, Raphael Varane, dan Wan-Bissaka. Kemudian di lini tengah ada duet jangkar Mason Mount dan Casemiro yang menopang Alejandro Garnacho, Bruno Fernandes, dan Anthony. Dan siapa yang tak kenal striker timnas Inggris, Marcus Rashford di posisi penyerang.

Memburuknya permainan United di ketika melawan Spurs bukan hanya sebagai jawaban atas kemenangan kontroversial di pekan perdana. Namun, lebih kepada masih belum menyatunya keinginan Erik Ten Hag dengan penerimaan para pemain di lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline