Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

English Teacher (I am proud to be an educator)

Belajar Bersyukur atas Kemerdekaan dengan Belajar dari Kebahagiaan Warga di Daerah

Diperbarui: 17 Agustus 2023   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di salah satu SMA negeri di Tana Toraja. Sumber: dok. pribadi

Indonesia telah memasuki usia yang ke-78 dalam masa kemerdekaan. Tak perlu lagi membahas akan pengorbanan para pendahulu kita dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan. Tantangannya sekarang ini adalah bagaimana kita selaku generasi penikmat suasana kemerdekaan mampu mengekspresikan kemerdekaan ini dengan penuh tanggung jawab.

Jika berkaca secara nasional dari pemberitaan-pemberitaan di media, terlalu banyak keluhan dan sindiran akan belum "merdekanya" negeri ini. Banyak alasan yang menjadi pemicunya. Kemiskinan masih tinggi, utang luar negeri terus meningkat, perusahaan asing dan warga asing banyak yang menguasai industri dalam negeri, korupsi merajalela hingga secara khusus pendidikan masih sangat rendah pada literasi dan numerasi.

Semua bebas berpendapat, berasumsi dan beropini berdasarkan takaran pengetahuan masing-masing mengomentari perjalanan kemerdekaan bangsa ini. Ada opini yang berdasarkan pengalaman, keuangan hingga kebutuhan politik. Tapi, tidakkah kita tahu bahwa di berbagai pelosok negeri ini, kebahagiaan akan kemerdekaan begitu nyata. Meskipun warga negara yang ada di sana boleh dikatakan masih hidup di bawah garis kemiskinan?

Di berbagai daerah, memasuki bulan Juli, warga masyarakat telah memulai kegiatan-kegiatan dalam rangka merayakan kemerdekaan. Berbagai jenis lomba pun dikolaborasikan dengan kegiatan yang berlangsung. Bahkan setiap jenjang persekolahan hingga level kelompok masyarakat memiliki kegiatannya masing-masing. 

Ada lomba sepakbola, futsal, domino, tarik tambang, lari kelereng, sepakbola dangdut, pukul bantal, tangkap belut, tangkap itik, panjat pinang, lomba kebersihan, vocal group, paduan suara, solo hingga pameran pendidikan dan karnaval budaya. Ini hanyalah sebagian kecil kegiatan yang dilakukan warga untuk mengekspresikan kemerdekaan. Tak terbilang besarnya dana yang mereka habiskan dengan cara mengumpulkan dana secara sukarela.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan ekspresi kemerdekaan dari para abdi negara. Memang tidak semuanya, akan tetapi ragam suara sumbang menemani HUT ke-78 RI tahun 2023. Dalam pembacaan pidato kenegaraan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 16 Agustus 2023, terdapat satu kalimat yang membuat senyum para abdi negara merekah. Presiden Jokowi dalam pidatonya mengatakan bahwa akan menaikkan gaji ASN, TNI dan Polri sebesar 8%. Ini adalah kenaikan gaji yang pertama kalinya selama pemerintahan Joko Widodo dua periode. 

Ada yang bersyukur atas kenaikan gaji ini dan ada pula yang mencela. Di sekolah tempat saya mengajar saja, sebagian besar guru-guru senior justru berujar "memang kalau latar belakang pengusaha yang jadi presiden, pasti banyak hitung-hitungannya." Ada pula yang berujar bahwa pemerintahan di bawah PDIP tidak mendukung ASN. 

Hmm..saya pribadi dalam benak saya justru bertanya, sudah sejauh mana sumbangsih teman-teman untuk negara ini selaku ASN selama ini? Apakah ukuran kemerdekaan hanya dinilai dengan kenaikan gaji bagi ASN? Bagaimana dengan profesi lainnya seperti petani, nelayan, buruh dan yang lainnya? Tidak pernahkah para ASN merasakan dampak positif dari kehadiran gaji ke-13 dan gaji ke-14 selama ini? Ya, mungkin memang ukuran kepuasan ASN hanya dinilai dari tingginya gaji. Namun, belum tentu gaji yang tinggi berjalan lurus dengan kinerja dalam bidang yang dijalani masing-masing.

Sebaiknya, kita semua dan secara khusus ASN mari belajar bersyukur seperti warga masyarakat yang penuh kebahagiaan menunggu momen perayaan kemerdekaan setiap tahunnya. Mereka tak pernah menggunakan rumus matematika atau ilmu ekonomi untuk mengeluarkan dana merayakan kemerdekaan. Jika dalam satu desa saja atau satu sekolah setiap tahun melakukan pengadaan kostum seragam untuk pertandingan olahraga, seni dan gerak jalan, tentunya sudah besar pula penghasilan para konveksi yang bernaung di bawal label UMKM. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline