Merayakan Hari Raya Idul Adha biasanya tidak semeriah Hari Raya Idul Fitri. Idul Adha memiliki karakteristiknya yang khas yaitu kurban. Dalam hal ini, di perayaan Idul Adha sajian utama silaturahmi adalah makanan dari olahan daging kurban.
Terdapat dua jenis hewan utama yang dikurbankan di Idul Adha, yaitu sapi dan kambing. Nah, secara khusus bagi umat Muslim di Tana Toraja, sapi adalah hewan kurban yang paling populer. Sejak tanggal 28 s.d. tanggal 29 Juni 2023, ratusan ekor sapi masuk ke Kabupaten Tana Toraja untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban di sejumlah mesjid yang tersebar di berbagai pelosok kecamatan.
Tana Toraja yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan Katolik tetap menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Saling mengunjungi ketika lerayaan hari besar keagamaan telah menjadi rutinitas pula. Seperti yang saya lakukan di momen hari raya Idul Adha kali ini. Saya dan keluarga ikut merayakan hari raya Idul Adha yang populer dengan sebutan lebaran haji di Tana Toraja.
Kami melakukan silaturahmi kepada sejumlah keluarga yang Muslim. Oleh karena Idul Adha populer dengan sajian menu olahan daging kurban, maka yang kami temui di semua rumah yang kami kunjungi adalah menu khas olahan daging sapi yang dinamai "Nasu Cemba. " Menu ini mirip olahan soto. Perbedaannya adalah pada tambahan bumbu yakni daun pohon cemba. Daun unik ini katanya hanya ada di kabupaten Enrekang. Jadi, menu lebaran di hampir sebagian wilayah Tana Toraja turut pula dipengaruhi oleh karakteristik makanan dari Kabupaten Enrekang.
Dilihat sepintas, pasti langsung tergiur dengan olahan daging sapi "Nasu Cemba. " Rasa juicy dari daging sapi segar yang berpadu dengan kuah kental rasa manis asam daun cemba tiada duanya. Apalagi jika dimakan dengan burasa, sokko' atau lappa-lappa'. Selain menu khas Nasu Cemba, tersedia pula beragam olahan dari daging ayam ditambah sajian menu tapai ketan hitam, es buah, cake dan makanan lain yang saya tidak tahu namanya. Intinya, semua menu sajian lebaran haji nikmat dan sedap.
Terkait dengan menu-menu Idul Adha yang pastinya mengundang selera makan, maka tentu pula kita wajib mengingat untuk mengontrol nasfu makan. Saya yang punya riwayat pernah terkena asam urat pun perlu selektif dan menahan nafsu makan. Nasu Cemba dan sejumlah menu olahan daging yang terpampang di depan kami sudah meminta untuk saya santap. Tapi, mengingat kebutuhan kesehatan saya memakannya secukupnya saja. Ya, sudah tidak seperti sepuluh tahun yang lalu, nafsu makan besar seiring nafsu muda hehehe....
Tambahan pula, undangan silaturahmi datang dari berbagai penjuru. Bukan hanya keluarga, tapi juga tekan kerja dan kerabat terdekat. Dengan demikian sangat perlu untuk mengontrol nafsu makan. Apalagi hampir semua olahan makanan berlemak dan berminyak karena rata-rata diolah dengan santan.
Selamat merayakan dan melakukan silaturahmi dengan kerabat di Hari Raya Idul Adha dan jangan lupa mengontrol nafsu makan. Utamakan perpanjangan tapi silaturahmi dengan sesama.
Mohon maaf lahir dan bathin.