Nama beliau Faisal, S.Pd. Seorang guru SMP kelahiran Bone, Sulawesi Selatan. Ia mengabdikan dirinya sebagai guru PNS di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Kabupaten ini terdiri atas gugusan pulau-pulau yang membentang dari timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga ke barat, berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Faisal mengarungi peran sebagai pendidik di Desa Kanyurang, Kecamatan Liukang Kalmas, tepatnya mengajar di SMPN 5 Satap Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Wilayah administratif Desa Kanyurang terdiri atas tiga pulau, yakni pulau Butung-Butungan, pulau Doang-Doangan Caddi dan pulau Bangko-Bangkoang. Pulau-pulau ini adalah satu dari sekian pulau yang berada dalam gugusan kepulauan Kalu-Kalukuang.
SMPN 5 Satap Liukang Kalmas berlokasi di pulau Bangko-Bangkoang. Oya, pulau Bangko-Bangkoang juga adalah nama dusun di sana. Pulau ini memiliki luas 1.334.970,0159900 m² dengan penduduk sekitar 100 KK.
Kisah pak Faisal saya dapatkan ketika kami bertemu di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan. Kami dipertemukan bersama 28 guru se-Sulawesi Selatan dalam rangka Grand Final Lomba Berbagi Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka. Ajang ini diikuti oleh guru-guru terbaik dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK dari lingkup Kemdikbudristek dan Kemenag.
Praktik Baik Kurikulum Merdeka melalui tema pembelajaran berdiferensiasi dengan topik Intermeso (Seni Teater Masuk Sekolah) di sekolah pak Faisal itulah yang membawanya keluar sebagai pemenang pertama lomba. Sertifikat, piagam penghargaan dan yang tunai lima juta rupiah menjadi hadiah spesial untuk pengabdian spesial pak Faisal SMPN 5 Satap Liukang Kalmas.
Kurang lebih 4 tahun, sejak bulan Maret 2019, ketika terangkat sebagai guru CPNS hingga saat ini dalam status guru PNS pak Faisal menjadi warga pulau Bangko-Bangkoang. Ia hanya sempat menginjak ibu kota Pangkajene yang berjarak kurang lebih 208 km dari Liukang Kalmas jika ada urusan dinas . Selebihnya, guru muda inovatif tangguh yang telah memiliki seorang anak ini memilih untuk mengatur perjalanannya dari pulau Bangko-Bangkoang antara 2 minggu hingga 2 bulan sekali. Hal ini ada hubungannya pula dengan ketersediaan kapal ikan yang akan pergi menjual ikan ke Makassar. Karena sekali lagi, pak Faisal mendapatkan tumpangan gratis dari masyrakat setempat. Luar biasa ya.