Di negeri ini, Nusantara, Indonesia, terdapat ribuan atau bahkan jutaan tempat menarik untuk dikunjungi. Tempat menarik itu tak selamanya harus bertualang ke daerah lain atau provinsi lain. Kadang kala, cukup di sekitar daerah domisili kita, terdapat spot menarik yang layak untuk dikunjungi dan diabadikan.
Hari ini, berhubung jam mengajar saya di sekolah dimulai pukul 14.30 hingga pukul 16.40, saya melakukan perjalanan saya ke salah satu kampung yang lokasinya di bagian selatan kabupaten Tana Toraja. Nama kampungnya, Dusun Sangbua, terletak di wilayah pemerintahan Lembang (Bahasa Toraja dari Desa) Kaduaja, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sekilas Sangbua
Dusun Sangbua adalah salah satu kampung dengan lokasi tertinggi di Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Walaupun tempat ini masih berada dalam wilayah Kabupaten Tana Toraja, namun saya belum pernah menginjakkan kaki di sana. Selama ini saya hanya memandanginya dari jauh dengan hiasan kilauan atap seng di siang hari dan kerlap-kerlip lampu di malam hari.
Mata pencaharian utama masyarakat setempat adalah bertani sayuran. Sangbua adalah salah satu penghasil kol, kentang, tomat, lombok, wortel, dan bawang prei. Selain itu, tempat ini adalah salah satu penghasil kopi. Tak diragukan lagi kualitas kopinya sangat baik karena berada di ketinggian. Cuaca di Sangbua sangat dingin. Tengah hari pun biasa hujan rintik-rintik dan berkabut.
Masyarakat Sangbua menganut agama Kristen dan Islam. Tapi, dari informasi masyarakat setempat, masih terdapat satu dua orang yang menganut agama kepercayaan (dalam Bahasa Toraja: Aluk Todolo).
Pernah, beberapa tahun yang lalu, salah satu tokoh masyarakat Toraja yang berasal dari Lembang Kaduaja, bapak Dr. Ir. Ophir Sumule, DEA; melakukan postingan di grup media sosial Facebook tentang lokasi ini yang mana tidak terjangkau oleh kendaraan roda empat. Sekilas saya melihat foto-foto yang beliau posting, jalanan di Sangbua di beberapa titik memang telah dirabat beton, namun hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua oleh karena topografi lokasi di pegunungan berbatu dan sempit. Kemudian, beliau mengusulkan untuk membuka dusun Sangbua sebagai salah satu destinasi wisata alam dan pertanian di Tana Toraja.
Tiga Kali Terjebak di Jalan
Pukul 10 pagi saya berangkat dari Makale, ibu kota Kabupaten Tana Toraja. Tujuan saya ke Sangbua bukan untuk menikati pemandangannya. Tapi, untuk bertemu satu-satunya pemahat lesung batu di sana. Ada 4 macam lesung batu yang akan saya beli.