Lihat ke Halaman Asli

OVANTUS YAKOP

Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

Menulis untuk Mempertahankan Kemerdekaan NKRI !

Diperbarui: 31 Agustus 2024   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis Untuk Mempertahankan Kemerdekaan  NKRI !

Oleh: Ovantus Yakop, S. Pd

Kata Kunci: Menulis, Pemertahanan, Kemerdekaan

Sebagai insan  yang lahir dan hidup  di bumi pertiwi, kita pasti selalu bersyukur dengan keberadaan kita hingga detik ini. Ungkapan syukur itu diwujud nyatakan dalam aneka sikap dan tindakan. Sikap yang kita bangun tentunya sesuai dengan bakat dan talenta kita masing-masing. Tindakan yang dimaksud adalah positif untuk diri sendiri, tanpa merugikan pihak mana pun.

Bentuk sikap syukur dapat dicerminkan melalui nilai-nilai karakter bangsa. Hal ini dilakukan sebagai jati diri sekaligus indentitas kita sebagai warga negara. Nilai-nilai karakter tersebut dihidupkan dalam komunitas keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara, sebagai salah satu cara mempertahankan kemerdekaan bangsa. Bagaimana bentuk sikap dalam memperhankan bangsa? Cinta terhadap kebinekaan, kerja keras, gotong royong, sopan santun, religius, jujur, toleransi, menghargai, disiplin, peduli, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,menghargai prestasi, semangat nasionalisme yang tinggi, gemar membaca, komunikatif, bertanggung jawab, cinta lingkungan, peduli sosial, berbagi praktik baik pengetahuan menulis, pengalaman mengajar di desa terpencil.

Menulis Sebagai Bentuk Mempertahankan Kemerdekaan

Saya dan mungkin juga Bapak/ Ibu, saudara-saudari. Tidak terlibat secara langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana dengan generasi kita yang tidak terlibat langsung dalam upaya perjuangan kemerdekaan kala itu? Apakah kita tetap diam? Kita akan mendalami dan menghayati peristiwa perjuangan kemerdekaan itu dari sejarah para pahlawan lewat lisan maupun tulisan. Selain itu dalam wujud lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu wajib nasional, lagu-lagu perjuangan, mars, slogan, semboyan, patung monument, museum, foto-foto maupun video, serta berbagai peninggalan fisik yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Dengan membaca sumber melalui buku maupun kunjungan langsung terhadap berbagai peninggalan sejarah tentang sejarah dan perjuangan para pahlawan. Rasa memiliki tanah air  dan nilai-nilai karakter bangsa juga akan terbentuk dengan sendirinya, selaras dengan usia dan bergulirnya waktu. Sehingga selayaknya kita memberi peringatan pada hari-hari khusus seperti: hari kemerdekaan, hari lahirnya Pancasila, hari sumpah pemuda, dll. Tentunya dibuat agar kita sebagai generasi penurus bangsa tetap bersatu hati dan mengenang seangat dan pengorbanan para penjasa tanah air (fisik, mental dan kerohanian) dibawah semangat Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Mengapa menulis sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kemedekaan? Menulis adalah ungkapan isi hati dan mengasah budi. Isi hati kita setiap insan unik dan memiliki kekayaan tersendiri. Sesuai dengan minat dan talenta akita masing-masing. Lalu apa hubungan menulis dengan mempertahankan kemerdekaan?

Gagasan atau ide dalam menulis dilatar belakangi oleh berbagi peristiwa dan pengalaman hidup. Selain itu, menulis bisa terinspirasi dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kayalan belaka, fakta, data, opini, hasil wawancara,. Tujuan menulis itu beragam, ada yang menularkan ide, untuk dijadikan refleksi bersama, kritik atau saran kepada obyek yang dituju. Obyek yang dituju bisa saja diri sendiri, keluarga dekat, lingkungan masyarakat, tokoh-tokoh publik (pemerintah, Lembaga keagamaan, pihak swasta), refleksi tentang kebijakan-kebijakan publik, masalah-masalah sosial, pendidikan, hukum, politik dan budaya.

Dalam menulis kita mengerahkan kemampuan terbaik. Kemampuan atau power itu dihidupkan oleh semnagat rasa memiliki sebagai bagian dari negara. Menulis untuk mempertahankan kemerdekaan adalah bentuk cinta terhadap tanah air. Dalam menulis, kita harus mampu mentransferkan peristiwa atau pesan kepada pembaca. Sebaliknya pembaca, harus mampu melihat sudut pandang penulis. Baik dari segi penggunaan kata, makna kata, serta latar belakang tujuan menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline