Lihat ke Halaman Asli

OVANTUS YAKOP

Mengolah Hati dan Budi Melalui Menulis

Stop Bullying! Budaya Kematian Fisik, Mental dan Kerohanian

Diperbarui: 21 Agustus 2024   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Stop Bullying ! Budaya Kematian: Fisik, Mental dan Rohani

Oleh: Ovantus Yakop

Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Perkembangan IPTEK

Saya berpikir kita semua akan sepakat jika salah satu kebutuhan utama manusia adalah rasa aman dan damai. Kapan dan dimana saja kita berada, tak mengenal ruang dan waktu. Harapan tersebut tak selalu berjalan mulus. Karena manusia tidak hidup sendiri. Ia membutuhkan manusia lain dalam mengarungi samudra fana ini.

Dalam pergulatannya manusia sering kali menemukan kata "masalah". Masalah yang dimaksud adalah sebuah tindakan yang merugikan orang lain dan diri sendiri. Tindakan yang dianggap masalah bisa saja langsung berupa tindakan fisik maupun verbal. Selain itu dalam tataran realitas seringkali kita menemukan persoalan yang sama melalui facebook dan youtube.

Bagaimana bentuk tindakan yang merugikan orang lain tersebut dalam kehidupan seharai-hari ?

Potret kemerosotan kemanusiaan tersebut ditandai dengan istilah bullyng atau perundungan. Bullying atau perundungan adalah suatu budaya kematian yang merusak citra diri manusia atau sesama. Baik dari segi fisik, mental dan kerohanian.

Apa saja jenis dari bullying atau perundangan itu? . Jenis perundungan itu beragam contohnya: menjatuhkan nama baik orang lain, menghina, menjelek-jelekan, mengintimidasi, menganggu dan mengancam. Apa dampaknya bagi pelaku dan korban ?. Bagi si pelaku mungkin merasa puas, karena meluapkan isi hatinya dengan cara yang salah. Tetapi menjadi persoalan adalah korban dari tindakannya. Apakah kita tetap membiarkan budaya tersebut?.

Apa Dampak dari korban bullying?

Pertama, kematian fisik. Orang yang mendengar atau menerima pesan negatif pasti ayu dan loyo dan kepikiran. Jika ia manusia kepikiran ada peluang muncul masalah baru yaitu tidak suka bergaul, saling sapa, dendam, marah, jengkel. Dan yang tak kalah penting adalah hilangnya gairah hidup sehingga susah berkosentrasi dan menjaga jarak dengan sesama atau lingkungan sosial. Bagaimana kalau korban tidak cepat menemukan solusi dalam situasi seperti itu?. Peluang untuk melakukan pembalasan sangat besar. Syukur kalau yang bersangkutan adalah tipe orang pemaaf. Kalau tidak pasti berakhir dengan bunuh diri. Satu manusia hilang dan pasti akan menimbulkan banyak persoalan baru bagi keluarga atau orang-orang tedekat si korban.

Kedua, kematian mental. Manusia yang menerima pesan atau tindakan negatif secara terus menerus akan mengalami gangguan psikologis. Gangguan psikologis contohnya stress yang berkepanjangan. Jika manusia stress besar kemungkinan hidup tidak terarah. Jika tidak terarah orang lain pasti menganggapnya sebagai penganggu dalam hidup dan berusaha untuk menghindarinya. Syukur kalau ada yang peduli, kalau tidak ia tetap berkelana dan menyendiri sampai ajal menjemput.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline