Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Desa Anyar, Kec. Bayan, KLU

Diperbarui: 21 Maret 2016   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A.    SEJARAH DESA

            Desa Anyar berawal mula dari pemukiman warga terkecil di seputar Dusun Batu Menjangkong sekarang,yang pada zaman dahulunya dinamankan Kekeliangan Batu Menjangkong.Dinamakan Batu Menjangkong karena disana si temukan keberadaan Batu yang sejak awalnya di temukan dalam posisi menjangkong  (tegak berdiri) dalam istilah sejarahnya batu tersebut dinamakan “Menhir” yang merupakan tempat duduk kepala suku/pemimpin komunitas atau tempat duduk  roh para leluhur dikala turun ke bumi sesuai dengan sistem kepercayaan animisme yang di anut masyarakat pada kurun waktu itu.

            Perpaduan kepercayaan animisme dengan mata pencarian warga komunitasnya yang bertani,dimana sebelum membuka (menempati lahan) terlebih dahulu selalu diawali dengan melaksanakan upacara “Membangar” dengan maksud untuk menyabarkan alam terwujuwud dalam bentuk fisik yang disebut dengan “sanggar(bangaran)” yang terletak tidak  jauh dari keberadaan menhir yang kini masih ditemukan sampai sekarang bertempat di Dusun Batu Menjangkong Desa Anyar.

            Setelah Kabupaten Lombok Barat yang dibagi dalam wilayah kedistrikan sekitar tahun 1919,maka salah satu dari sejumlah kedistrikan itu adalah kedistrikan Bayan yang meliputi 4 wilayah Pemusungan,termasuklah salah satunya adalah Pemusungan Anyar yang berkedudukan (berkantor) di Desa Bayan sekarang.Dengan wilayah pemusungan (Desa) Anyar pada waktu itu meliputi wilayah Desa Anyar,Desa Senaru,Desa Karang Bajo,dan Desa Anyar sekarang ini.

            Pada sekitar tahun 1969 Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melaksanakan perogram pemekaran wilayah pada level Kedistrikan dan Pemusungan.Pada perogram pemekaran tersebut asisten Asisten Distrik Bayan yang berkedudukan di Gondang membentuk kecamatan (Kedistrikan) Gangga terpisah dari kedistrikan Bayan dan sejak itulah istilah nama Kedistrikan berubah namanya menjadi istilah Kecamatan dan istilah Pemusungan berubah nama menjadi Desa.

            Adapun pada level desa,Desa Bayan sendiri terpisah dari Pemusungan (Desa) Anyar dan dari sejak pemekaran desa itulah kedudukan ibukota Desa Anyar kembali dan berkantor di Desa Anyar dengan Kepala Desa Anyar kembali dan berkantor di Desa Anyar Dengan kepala Desa pertama ditunjuk Raden Nyakrawaji (almarhum) dan kemudian dilanjutkan berturut turut melalui hasil pemilihan dengan  Kepala Desa adalah R.Kertamuntur,Haji Itrati Rohadi,R.Wiria Kusuma,Windi Al Bayani,S.sos dan Ritanom SH.

Pada era Orde Baru dicanangkanlah pembangunan desa dalam tahapan PELITA melalui Strategi “Lomba Desa” dan pada lomba desa tersebut diharapkan kepada masing-masing Desa membuat “Logo dan Moto Desa” sebagai identitas desa yang bersangkutan.

Melalui seminar/musyawarah Desa,maka moto desa anyar disepakati “NINA DINA PINA” yang terdiri dari kosa kata lokal,diangkat dari ungkapan tradisional yang menjadi kwalitas dan ciri khas masyarakat Bayan pada umumnya dan Desa Anyar pada khususnya yang di kenal dengan ungkapan “Gumi Bayan,Gumi Nina” mengandung pengertian sesuai dengan motto tersebut di atas:

1.      NINA artinya wanita,wanita dalam arti memiliki kecendrungan sifat kehalusan dan kelembutan.

2.      DINA artinya waktu,dalam pengertian sebagai proses untuk merubah kecendrungan identitas menjadi kesejatian kwalitas.

3.      PINA artinya ibu,ibu dalam arti ibu rumah tangga yang memiliki sifat keibuan,kelembutan,kebersamaan/keutuhan dan kedamaian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline