Lihat ke Halaman Asli

40 Days in Europe

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maulana M. Syuhada. Pecinta seni yang punya hobi sekolah. Lulusan Teknik Industri Institut Tehnologi Bandung, Master di bidang Manajemen Produksi diTechnische Universiteet Hamburg Harburg - Jerman dan Doktor di bidang Management Science di Lancaster University Management School - Inggris ini benar-benar membuat saya terkesima. Tiba-tiba saya teringat Bapak Anggito Abimanyu, seorang pecinta seni yang memiliki sampingan Kepala BKF Kemenkeu, he (dulu, red). Hhmm…, begitulah orang-orang cerdas. Inspiring ya!. Kemampuan mengolah dan merangkai kata Bang Maulana M. Syuhada menjadikan buku perjalanan Expand the Sound of Angklung ini hidup. Deskripsi yang menarik. Cerdas, Disiplin, Sistematis dan Solutif. Begitu saya menyimpulkan buku ini. Entahlah, ketika kerap kali bertemu lulusan Tehnik ITB dan Jerman, mereka selalu membuat saya terheran-heran (untuk tidak mengatakan terpana -hehe-, red). Disiplin, cerdas dan sistematis. Begitulah mereka. Objektif ya, :D. Sejatinya bukan lulusan ITB saja sih, masalahnya kan kita sedang membicarakan latar belakang Sang Penulis, -ngeles-. Memasuki tahun kedua berada di sebuah Kementerian, menyadarkan saya bahwa tidak dipungkiri jika orang-orang lulusan Europe (khususnya Jerman), Japan atau USA membawa karakter yang khas -sambil melirik si boss yang punya gelar segambreng bawaan dari Jerman plus big boss dari negeri Paman Sam-. Hffhhh.

40 Days in Europe. Buku ini menceritakan tentang perjalanan KPA 3 (Kelompok Paduan Angklung SMU Negeri 3 Bandung) dalam ESA (Expand the Sound of Angklung) pada musim panas 2004. Frankurt - Bremen - Berlin - Brussels - Paris - Aberdeen - Brussels - Praha - Cerveny Kostelec - Zakopane dan Muenchen. Jika saya tidak salah, mereka pernah diundang dalam acara Kick Andy, Merto TV. Mereka pantas mendapatkan apresiasi itu. Perjalanan yang tidak hanya menyisakan hutang 8000 Pound atau setara dengan 140 juta rupiah (bisa anda bayangkan, perjalanan panjang dengan masalah crucial yaitu minimnya dana, red) tetapi mereka juga mampu membawa penghargaan Group Terbaik di Festival Cerveny Koestelec - Ceko, penghargaan yang ditandatangani oleh Walikota Cerveny Koestele dengan menekankan bahwa mereka memenangkannya tanpa-ada-keraguan-sedikit-pun, unambiguously (meskipun absen di hari terakhir kompetisi karena harus menuju Zakopane) serta Ciupaga, penghargaan-tertinggi-Festifal-Zakopane yang sebenarnya hanya diperuntukkan bagi pemenang yang menjuarai kategori-kategori utama kompetisi highland folklore, padahal mereka hanya datang sebagai special guest. Luar biasa! Betapa masyarakat Eropa begitu mengahargai kebudayaan Indonesia. Sungguh perjalanan yang tidak sia-sia…

Bang Maulana M. Syuhada benar-benar menuliskannya secara apik. Merinding saya membacanya. Anda tidak akan menyesal membacanya. Petualang besar menorehkan nama harum bangsa. Suatu pilihan yang tepat untuk membukukan perjalanan ini. Salute!!

…., Senantiasa percaya akan kekuatan ikhtiar, keajaiban do’a dan kebesaran Tuhan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dengan kerja keras, do’a dan pertolongan-Nya, segala yang tidak mungkin menjadi mungkin.” (Maulana M. Syuhada, 40 Days in Europe)

Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu saya membaca buku ini… Terima kasih untuk Ms. Retno yang merekomendasikan 40 Days in Europe, yang membuat sense of europe saya cukup terstimulasi…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline