Lihat ke Halaman Asli

Sensasi Syahrini Vs Anies Baswedan Soal Kata

Diperbarui: 20 Oktober 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan 2017 - 2022 bersama Wakil Guberur DKI Jakarta Sandiaga Shalahuddin Uno (tribunnews.com)

Artikel ini tak dimaksudkan untuk mendiskreditkan Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan karena kontroversi penyebutan kata pribumi dalam pidatonya, namun lebih dititikberatkan untuk saling mengingatkan antar sesama muslim dan anak bangsa.

Silakan menikmati artikel yang panjang ini. Semoga bermanfaat.

Pribumi adalah kata yang sejak kemarin menjadi cetar membahana. Kata pribumi sampai saat ini menjadi kata yang mengemuka kontroversinya. Sebelumnya, usai dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin malam 16 Oktober 2017 di Halaman Blok-G Balaikota Pemprov DKI Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberikan secara resmi orasi politik perdana di hadapan warga DKI Jakarta. Orasi yang memberikan arah dan kebijakan selama ia menjabat selama lima tahun kedepan (2017 - 2022).

Selengkapnya, isi pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menuai kontroversi warganet disini

Warganet menilai isi pidato Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan menyulut kontroversi dengan mengungkit sejarah penjajahan dan kebangkitan pribumi. Dalam pidato tersebut warganet menyorot soal penggunaan kata pribumi. Warganet menyebut itu politik identitas yang memunculkan diksriminatif dan SARA.

Media Indonesia memberitakan bahwa Dra. Pangesti Wiedarti, M.Appl. Ling.,Ph.D. ahli linguistik dari Universitas Negeri Yogyakarta menilai istilah pribumi memang sensitif dalam konteks sosial politik Tanah Air. Pun, ia memandang Anies lebih baik untuk membangkitkan spirit warga Jakarta dengan masalah yang saat ini dihadapi warga. 

Kendati pun demikian Wakil Presiden Jusuf Kalla justru bernada membela Gubernur DKi Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Pembelaan JK disampaikan saat ditanya para wartawan terkait reaksi warganet yang mengkritisi pidato perdana itu. Berikut petikan pembelaan yang diungkap Wapres dari liputan6.com:

Menurut JK, sapaan Jusuf Kalla, Anies saat itu bercerita mengenai sejarah kelam Batavia. Kalimat yang disampaikan Anies, tidak seharusnya dipenggal dalam satu kata.

"Begini, konteksnya kan sejarah, dia menceritakan. Jadi jangan hanya cut  satu kata, dalam konteks apa dia bicara, dia bicara dalam konteks kolonial, karena itu harus bangkit," kata JK.

Bila melihat konteks pribumi yang disampaikan Anies, tentunya tidaklah salah.

Klarifikasi senada dengan pembelaan Wapres Jusuf Kalla disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sendiri saat ditanya oleh wartawan. Disini tautan beritanya.

Hingar bingar soal pidato itu pun membawa beberapa masyarakat melaporkannya kepada kepolisian karena diduga isi pidato itu terdapat unsur tindakan diskriminatif yang melanggar hukum yang ada. Laporan tersebut diterima Bareskrim Polri dengan LP/ 1072/X/2017/ tanggal 17 Oktober 2017.

Koordinator Gerakan Pancasila Jack Boyd Lapian menilai makna kata pribumi yang disebut Anies diduga bisa memecah belah keberagaman di Indonesia. Ia pun mempertanyakan makna pribumi yang dimaksud Anies.

"Petaka di sini dikatakan Pak Anies pribumi. Pribumi yang mana? Pribumi Arab? China? Siapa? Karena saya lihat ini memecah belah Pancasila. Pada Pancasila tak ada lagi apa bahasamu, apa ras, semua menjadi satu," tutur Jack setelah melaporkan Anies ke Bareskrim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline