Lihat ke Halaman Asli

Balada Hati yang Tenggelam

Diperbarui: 6 Maret 2016   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Balada Hati yang Tenggelam"][/caption]

Sumber Gambar

aku merintih
dalam perih
semakin pedih
terus mendidih

hingga kesedihan itu mengakar
membuahkan air mata nan menjalar
melukakan pipi
melepuhkan hati
melebamkan mata
dalam menancapkan duka

bulan tak kuasa menuntun langkah malam
matahari hanya lewat tak menyapa sejak pagi

sedih, mengapa tak pernah berhenti?
apakah engkau telah kini membatu
melesakkan rasa yang semakin nyeri
betapa betah engkau bersemayam dalam diriku?

tidakkah engkau perhatikan?
kemarau terus berjalan galau mengerontangkan
hujan berlari terus membanjirkan
hari-hariku terus hampa mensenyapkan

tanyaku hingga mendzikir
pikirku terus menanya
lidahku tak henti lantunkan doa
doaku terlantun terus mengalir

gembira, kapankah engakau datang tergenggam?
menerangkan hati gelap yang telah lama kelam
meredupkan pancaran sinar matahari yang menajam
menerangkan malam yang tenggelam mencekam

aku terus bertanya
namun aku terus bertahan
tak boleh putus asa
walau tertatih kuberjalan

lamat terdengar dalam telinga
ayat-ayat bergema yang menggetar
"Dan berikanlah berita gembira 
kepada orang-orang yang sabar"

-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia
**) Sementara di Pekanbaru, 6 Maret 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline