Lihat ke Halaman Asli

Halaman Kedua Mulai Dibuka, Anas: "Andai Saya SBY Akan Antar Ibas ke KPK"

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13910090331793363547

[caption id="attachment_309100" align="aligncenter" width="501" caption="Ibas, Anas, dan SBY"][/caption] Perseteruan Anas dengan Keluarga Cikeas memasuki babak baru. Nama Ibas mulai disebut oleh Anas saat ia diperiksa oleh KPK hari ini Rabu, 29 Januari 2014. Anas kembali menggunakan sindiran. Kali ini Anas menggunakan judul buku karangan SBY "SELALU ADA PILIHAN" setelah selesai pemeriksaan saat ditanya oleh wartawan tentang agenda pemeriksaannya. Anas jelas-jelas ingin menarik dan melibatkan Ibas dalam kasus dirinya terkait konggres Partai Demokrat saat dia memenangkan pilihan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Anas menyerahkan pada KPK tentang siapa saja yang bisa dipanggil untuk memberikan keterangan sebagai saksi. Ibas adalah ketua steering comittee pada saat kongres itu berlangsung di Bandung. "Maksud saya begini, kalau soal kelayakan dimintai keterangan atau jadi saksi menurut saya layak. Karena Ketua SC dan tim sukses lain yang dimintai keterangan dan lain-lain. Itu tergantung penyidik. Tapi terus terang saya tidak menyarankan apa-apa kepada KPK. Saya tidak sarankan Ibas diperiksa. Saya juga tidak halang-halangi untuk Ibas diperiksa," jelas Anas di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (29/1/2014). Sebagai ketua SC tentu Ibas mengetahui soal konggres itu, demikian Anas menerangkan. Bahkan Anas memberikan pernyataan pedas buat KPK dan SBY. Anas seolah menantang keberanian KPK untuk memeriksa Ibas dengan menggunakan makna "SELALU ADA PILIHAN" dimana tempat pemeriksaan itu akan dilakukan. "Tapi selalu ada alternatif, pertama, bisa saja Pak SBY mengantar Mas Ibas ke sini untuk dimintai kesaksian atau keterangan. Kedua, bisa juga KPK periksa Ibas di Istana. Kan bisa juga. Selalu ada alternatif, pokoknya," terang Anas. Pernyataan Anas yang langsung menyinggung nama Ibas ini kali yang pertama, sebelumnya dia tak mau bicara, hanya pengacara dan anak buahnya yang selalu menyinggung soal itu ke publik melalui media.  Pernyataan Anas tersebut mengutip pernyataan Yulianis Wakil Direktur Keuangan Permai Grup dan M. Nazaruddin mantan bendahara Partai Demokrat dimana mereka menyebut bahwa Ibas telah menerima uang proyek Hambalang sejumlah USD 200,000. Ibas, tentu saja selalu menolak sebagaimana pernyataan-pertanyaan sebelumnya saat dikonfirmasi tentang keterlibatannya dalam proyek Hambalang. Terkait pernyataan Anas di atas pun, Ibas enggan berkomentar. Yang jelas memang kasus ini menyita perhatian publik. Di samping pernyataan Anas yang siap digantung jika ia makan uang korupsi satu rupiah saja, melibatkan partai penguasa yang berslogan "Katakan Tidak Pada (hal) Korupsi," juga diduga melibatkan Ibas putra kesayangan presiden SBY yang hampir habis periode jabatannya. Ya, sebagaimana judul buku SBY "SELALU ADA PILIHAN," kita pun memilih menunggu episode buka halaman berikutnya versi Anas dan menyaksikan keberanian KPK untuk memeriksa Ibas di Istana atau di kantor KPK. Keberanian KPK ini tentu akan menjadi penanda bahwa penghuni istana bukanlah kebal hukum, mereka juga warga negara Indonesia yang mempunyai kedudukan yang sama di muka hukum. Dan seperti biasa terkait kasus korupsi, saya selalu berkampanye "HUKUM MATI KORUPTOR." Bagaimana cara menghukumnya, tembak mati, atau gantung atau cara lainnya, seperti judul buku SBY, "SELALU ADA PILIHAN" untuk mengeksekusinya.

--------mw------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia. **) Sumber bacaan 1. http://news.detik.com/read/2014/01/29/192052/2482541/10/anas-mulai-singgung-soal-ibas-di-kongres-demokrat?991104topnews 2. http://www.tempo.co/read/news/2014/01/28/078549146/Anas-Andai-Saya-SBY-Akan-Antar-Ibas-ke-KPK 3. http://nasional.kompas.com/read/2014/01/29/1911450/Anas.Sebut.2.Alasan.Ibas.Layak.Diperiksa.KPK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline