[caption id="attachment_319439" align="aligncenter" width="615" caption="Hasil Perolehan Suara Sementara Partai Peserta Pileg 2014 "][/caption]
Sumber Gambar: Kompas.com 10 April 2014 pukul 5.18wib/Litbang Kompas
Alhamdulillah, pemilu legislatif selesai sudah berlangsung dengan aman dan damai. Hasil perhitungan sementara quick count (QC) Litbang Kompas Kamis, 10 April 2014 pukul 5.18 pagi WIB di persentase angka masuk 93% mencatat bahwa pemenang pemilu itu adalah PDI Perjuangan (19,24%), disusul oleh Partai Golkar (15,03%), dan posisi ketiga adalah Partai Gerindra (11,75%). Tentu hasil akhir tepat angka perolehan menunggu perhitungan KPU sebagai penyelenggara resmi pemilu.
Partai politik papan tengah yang mengejutkan adalah PKB yang mengusung Oma Irama, Mahfudz MD dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden ternyata mampu melesak ke papan tengah perolehan suara yaitu 9,13%. Partai Demokrat melesat anjlok dari pemenang di pemilu sebelumnya dengan angka 20an persen, tercatat memperoleh 9,42%, demikian juga PKS yang menargetkan tiga besar juga melorot memperoleh hanya 6,99% kalah oleh PAN yang memperoleh suara 7,49%, disusul kemudian oleh PPP 6,7%, Nasdem yang pertama ikut pemilu memperoleh 6,7%, dan Hanura 5,1 %. Partai yang terancam terdegradasi adalah PBB dengan perolehan suara 1,5% dan PKPI 0,94%.
Pileg saat ini tercatat pemilih sah yang tidak menggunakan hak suaranya (golput) sebesar 26,65% turun dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Angka golput pada pemilu 1999 hanya 10,21%. Pada pileg 2004 angkanya naik menjadi 23,34 % dan pada pemilu legislatif 2009 naik lagi menjadi 29,01%. Kegairahan masyarakat untuk mendatangi dan mengikuti pemilu kali ini dipicu oleh adanya keinginan perubahan akan pemerintahan yang lebih baik dan keinginan mengganti muka-muka lama menjadi muka-muka baru yang lebih muda, segar dan progresif, di samping keinginan untuk mencari pemimpin yang lebih dekat dengan rakyat, anti korupsi serta tegas, dan mempunyai rekam jejak yang jelas dan berprestasi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang melakukan proses penghitungan suara, hasilnya akan diumumkan secara resmi tiga pekan mendatang. Namun dari penghitungan cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei, urutan pemenang pemilu sudah dapat terlihat.
Hal lain yang harus disyukuri adalah bahwa pemilu kali ini kesadaran dan kepedulian masyarakat akan partai pelaku korupsi mulai jelas ditunjukkan. Masyarakat cenderung tidak memilih partai yang cenderung korup. Hal ini terlihat pada Partai Demokrat yang hampir seluruh elit partainya diterpa kasus korupsi, perolehan suaranya anjlok drastis, pemilu sebelumnya (2009) 20,85% menjadi 9,42%, demikian juga dengan PKS dari 7,88% memperoleh 6,99%.
Hal lain yang perlu dicatat adalah kenaikan suara dari beberapa partai, yaitu Partai Gerindra mendapatkan kenaikan yang paling tinggi yaitu sebesar 7,11%, disusul kenaikan PDI Perjuangan sebesar 5,21%, dan PKB sebesar 5,04 persen. Hal ini dikarenakan ada ketokohan masing-masing partai yaitu Partai Gerindra public figure yang menonjol adalah Prabowo Subianto, PDI Perjuangan dengan Jokowi, serta PKB karena adanya Oma Irama, Mahfudz MD dan Jusuf Kalla.
Kedewasaan politik ditunjukkan oleh para partai peserta pemilu. Walaupun semua target yang dipasang atau diperkirakan oleh lembaga survey hampir banyak yang meleset dari perkiraan, semua tampak tak ada yang saling menyalahkan partai satu penyebab melesetnya harapan target. SBY Partai Demokrat mengucapkan selamat kepada PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra. Demikian juga dengan Jokowi PDI Perjuangan saling memuji dengan Ical Partai Golkar. PDI Perjuangan sebagai pemenang pileg hasil QC pun tidak menunjukkan euforia kemenangan yang berlebihan.
Tak ada pelanggaran pemilu yang berarti yang dilaporkan yang menjurus kepada pertikaian ataupun saling menggugat antar partai.
Dengan demikian secara keseluruhan penyelenggaran pemilu kali ini bisa dikatakan aman, damai, saling menghormati dan menuju demokrasi yang semakin dewasa. Ini sebuah prestasi tersendiri. Semoga pilpres yang akan datang bisa tertib, damai, tak ada lagi saling memaki, dan tetap menjunjung tinggi sportivitas antar pasangan yang diajukan dan diusung oleh partai-partai.