Mager atau malas gerak, sebenarnya termasuk salah satu teknik street photography yang paling klasik. Teknik ini juga biasa dikenal dengan teknik fishing karena kita seperti memancing di sungai.
Kita mencari tempat yang nyaman yang diperkirakan akan ada banyak ikannya. Dalam fotografi jalanan kitapun melakukan hal yang sama, mencari tempat yang nyaman dan akan banyak orang lewat untuk difoto. Biasanya kita juga memilih latar belakang yang menarik.
Kunci utamanya tentu sama dengan menacing yaitu kesabaran. Juga akan terjadi banyak jepretan yang gagal. Kegagalan bisa terjadi karena foto yang kita hasilkan tidak seperti yang kita harapkan misalnya karena ekspresinya kurang berkarakter atau karena masalah teknis.
Membuat fotografi jalanan adalah menulis puisi visual. Foto yang dihasilkan bukan foto documenter seperti seorang sejarawan atau antropolog, juga bukan foto warta yang dibuat oleh wartawan foto. Rasa tentang suatu waktu dan rasa dari sebuah peristiwa itulah saya kira yang ingin disampaikan oleh seorang fotografer jalanan.
Kadang fotografer jalanan disalahpahami sebagai travel fotografer. Ada perbedaan yang prinsip dan bahkan saling berlawanan diantara keduanya. Keduanya sering melakukan perjanan dan mengunjungi kota-kota yang terkenal namun objek foto dan sudut pengambilan foto sangatlah berbeda.
Travel fotografer cenderung mengambil foto bangunan-banguanan atau tempat-tempat terkenal dengan sudut pandang yang mirip dengan kartu pos popular. Sedangkan fotografer jalanan kalau dia terpaksa harus memotret bangunan yang ikonik biasanya sudut pandangnya akan unik.
Travel fotografer biasanya mengikuti jejak para peloncong, sedangkan fotografer jalanan lebih cenderung mengambil jalanan yang tak terjelajahi, walk the unbeaten tracks. Ini dilakukan oleh fotografer jalanan untuk mendapatkan originalitas dari foto yang dihasilkan.
Sikap ini lebih mirip yang digambarkan oleh Robert Frost, penyair terkenal dari Amerika yang menulis tentang jalan yang tak pernah dilalui, the road not taken, atau lebih tepatnya jalan yang jarang dilalui oleh fotografer lain.
Foto-foto dalam tulisan ini saya buat ketika mager di sebuah stasiun bawah tanah dan di jalan masuknya no 1 yang terletak di jalan Baekbeom di Seoul, Korea. Sebenarnya kunjungan saya adalah untuk sebuah pertemuan asosiasi perguruan tinggi di Universitas Sogang.
Di sela-sela pertemuan yang waktunya hanya sedikit saya sempatkan mengekplorasi jalan-jalan di sekitar kampus. Sesudah lelah berjalan saya mager di sekitar stasiun kereta bawah tanah sambil minum kopi dingin.
Saya membawa kamera model range finder dengan APS-C sensor 24 megapixel dengan lensa 35m F/1.4. Semua saya set manual kecuali ISO-nya saya set auto dengan batasan 200 sampai 800.