Karena tuntutan pekerjaan saya banyak melakukan perjalanan. Karena hobi saya adalah fotografi maka saya banyak membuat foto-foto perjalanan. Saya menganggap diri saya seorang travel fotografer amatir.
Bukan amatir dalam arti bahwa sembarangan membuat foto tetapi lebih karena saya tidak mendapat penghasilan dari foto-foto saya. Fotografer profesional menghasilkan banyak uang dari foto-fotonya tetapi terikat kontrak tertentu. Saya sebagai travel fotografer amatir merasa lebih bebas bereksperimen dan berekspresi.
Ketika sedang mendapat tugas, saya setidaknya membawa tiga tas. Satu koper pakaian, satu tas untuk laptop dan pekerjaan, serta satu lagi tas kamera. Setidaknya ada tiga lensa dalam tas kamera saya, yaitu lensa sudut lebar 14mm, lensa normal 35mm, dan lensa tele. Kadang saya juga menambahkan satu kamera cadangan dan satu lensa portrait. Pekerjaan dan menjadi fotografer amatir selalu berimbang.
Kalau pekerjaan menuntut saya harus membawa banyak buku dan dokumen, maka saya hanya membawa sedikit lensa. Kalau pekerjaan kebetulan tidak banyak maka saya membawa lebih banyak lensa. Kalau saya hanya bisa membawa satu lensa maka biasanya yang saya bawa adalah lensa 35mm untuk sensor aps-c atau sudut pandangnya serupa dengan lensa 50mm pada sensor fullframe.
Saya termasuk orang yang selow jadi tidak mudah galau. Akibatnya saya akan mudah tertidur dengan nyenyak. Dalam perjalanan dengan pesawat saya biasanya sudah tertidur bahkan sebelum pesawat lepas landas.
Terkadang saya mengeluarkan kamera dan membuat foto udara ketika pesawat akan lepas landas atau akan mendarat. Kalau kebetulan pemandangan di luar jendela tidak menarik atau saya tidak bisa mendapatkan tempat duduk dekat jendela, saya sering iseng memotret isi pesawat termasuk pramugari atau penumpang lain.
Mungkin karena terkena karma sering iseng memotret pramugari dan penumpang lain saya pun pernah diisengi seorang pramugari. Saya jarang bangun pagi-pagi sehingga penerbangan pagi selalu menjadi tantangan. Saya berusaha menghindari penerbangan pagi karena alasan ini. Kalau terpaksa harus mengambil penerbangan pagi ,saya biasanya sudah tertidur di pesawat sebelum lepas landas.
Suatu hari saya harus ke Jakarta dengan penerbangan pagi. Pesawat hari itu agak kosong. Ada beberapa tempat duduk yang tidak terisi termasuk dua tempat duduk di samping saya. Begitu naik pesawat, saya langsung tertidur jadi tidak mengetahui proses lepas landas. Tiba-tiba saya terbangun karena mendengar bel dan pengumuman pemadaman tanda kenakan sabuk pengaman.
Saya agak terkejut karena kursi di ujung sebelah saya yang awalnya kosong kemudian terisi. Kursi itu diduduki seorang pramugari. Melihat saya terbangun dari tidur pulas, dia tersenyum ramah ala pramugari. Saya pun basa-basi bertanya, "Mau ke Jakarta juga Mbak?"
Dia tersenyum lalu balik bertanya, "Lho Bapak mau ke Jakarta? Ini pesawat ke Semarang, Pak."
Gubrak! Saya terkejut setengah mati.