Street portrait adalah gabungan dua genre fotografi yang berbeda. Yang pertama adalah jenis fotografi jalanan atau street photography yang memiliki pakem tersendiri. Antara lain, memuat unsur manusia, tidak direncanakan atau diatur gayanya, mementingkan spontanitas peristiwa nyata dan beberapa unsur lain.
Jenis fotografi ini cakupan dan batasannya sangat luas dan kadang tumpang tindih.
Portrait di satu sisi mempunyai kesamaan dengan street photography karena berpusat pada manusia sebagai subjek tetapi pada sisi lain bertentangan dengan street karena pose si subjek foto selalu diatur dan diarahkan gayanya.
Bahkan, sumber dan arah sinar juga diatur, sedangkan street photography hanya mengandalkan sinar yang ada.
Kekuatan dari fotografi potret adalah ekspresi dari seorang subjek.
Tak jarang si subjek foto diberi pengarahan tentang ekspresi yang diharapkan dan dipandu oleh si fotografer supaya ekspresi tersebut muncul.
Ketika dua genre ini digabung maka jadilah street portrait. Naturalitas ekspresi dipertahankan tanpa arahan tetapi kekuatan ekspresi juga diharapkan tetap dapat tertangkap oleh kamera.
Maka ada dua tips utama dalam street portrait fotografi. Pertama, temukan seseorang yang mempunyai karakter yang kuat.
Kedua, tunggulah dengan sabar, orang yang berkarakter kuat tersebut menunjukkan sebuah ekspresi yang menarik. Lalu klik dan selesai.
Foto-foto ini adalah hasil saya berburu di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta menjelang akhir tahun ini.
Saya memakai kamera mirrroles yang ringkas dan lensa manual fokus 200 mm f 2,8. Saya memilih lensa dengan fokus manual, selain harganya lebih murah juga karena fokusnya tidak berpindah sendiri alias auto.