Mengapa mengintip? Mengintip adalah sebuah kegiatan melihat melalui lubang yang kecil sehingga tidak semua bagian terlihat. Kadang sebagian yang terlihat itu samar dan penuh misteri sehingga menimbulkan penasaran. Tetapi pada saat yang lain ketidak-penuhan melihat itu akan menyebabkan salah interpretasi.
Perjalanan foto kali ini hanya saya anggap sebagai mengintip saja karena perjalanan saya ke Hongkong hanya singkat untuk urusan kantor. Saya hanya bisa menelusuri jalanan di sela-sela waktu yang ada itu. Hampir semua kegiatan street photography saya, saya lakukan ketika menjalan tugas perjalanan dinas dari kampus.
Selama kunjungan singkat ke Hongkong dan Shenzhen saya ditemani sebuah kamera ringkas 16 megapiksel bertipe rangefinder dan lensa kit. Lensa kit adalah lensa bawaan ketika kita membeli kamera. Umumnya pabrikan seperti Nikon, Canon, Fujifilm dan pabrikan lain memberikan lensa 18-55mm dengan F/3.5-5.6 sebagai lensa kit.
Lensa kit Fujifilm agak lebih cepat dengan F/2.8-4. Saya sengaja mengulas lensa kit karena bagi street photographer garis keras, lensa yang biasanya dipakai adalah lensa dengan jarak fokus tetap seperti 28mm, 35mm, atau 50mm. Lensa-lensa fixed ini lebih disukai karena biasanya kualitasnya lebih bagus, lebih terang karena bukaannya lebar, dan juga bisa lebih cepat meskipun biasanya harganya juga lebih mahal.
Hongkong dan Shenzhen adalah dua kota yang unik. Hongkong pada tahun 1841 diserahkan kepada Inggris setelah kekalahan penguasa China dalam perang opium. Hongkong dikembalikan kepada China pada tahun 1997 dan menjadi daerah dengan otonomi khusus. Hongkong juga pernah diduduki Jepang selama empat tahun dari tahun 1941-1945.
Dengan sejarah panjang dan pergantian penguasa yang berbeda-beda inilah yang akan membuat jalanan kota Hongkong unik dan cocok untuk fotografi jalanan. Apalagi ditambah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Sayangnya kesempatan saya mengintip jalanan sangat sedikit karena padatnya jadwal pekerjaan.
Meskipun waktu sempit, saya juga sempat mengintip sedikit jalanan kota Shenzhen. Kota ini adalah Ibu Kota Propinsi Guangdong dan berbatasan langsung dengan Hongkong. Meskipun Hongkong sudah dikembalikan ke China pada tahun 1997 tetapi statusnya berbeda dengan kota-kota lain di China. Jadi untuk menyeberang ke Shenzhen atau sebaliknya ada pos-pos keimigrasian.
Semua orang harus menunjukkan dokumen keimigrasian saat menyeberang. Ketentuan itu berlaku bagi warga lokal maupun orang asing. Anak-anak Shenzhen yang sekolah di Hongkong setiap hari harus melewati pemeriksaan ini. Juga bagi pekerja dan orang yang lewat untuk urusan lain seperti berbelanja.
Hongkong dan Shenzhen adalah dua kota yang unik dan kaya akan ragam kehidupan. Sayangnya saya hanya sempat turun ke jalan beberapa jam. Saya rasa dua kota ini butuh waktu setidaknya 2 atau tiga hari di jalanan mengambil foto. Mungkin lain kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H