Warung kopi Sellie Coffee di Jalan Gerilya daerah Prawirotaman, Yogyakarta selalu ramai terutama setelah dipakai shooting film AADC 2. Apalagi pada libur panjang Natal dan Tahun Baru seperti saat ini. Kecintaan pada kisah roman yang bernuansa vintage akan terpuaskan di sini karena warung kopi ini mempertahankan suasana itu dengan membiarkan dindingnya tetap terbuat dari anyaman bambu bercat putih.
Bukan hanya suasananya, Sellie Coffeepun menyediakan kopi single origin dari berbagai daerah di Nusantara seperti kopi Solok, Lintong, Gayo, Papua, dan kopi dari daerah lainnya. Ada yang sedikit berbeda semenjak malam kemarin kalau kita sempat mampir di warung kopi ini, ada sebuah pameran lukisan dari perupa muda Yundhi Pra yang mengangkat tema alam benda.
Alam benda bisa menjadi sebuah tahapan dan juga sebuah bidang garapan dalam seni rupa. Sebagai tahapan, kadang melukis alam benda menjadi bagian dari studi untuk karya yang lebih besar. Si perupa membuat karya-karya dengan subjek benda-benda yang nantinya akan ditempatkan pada posisi-posisi tertentu pada karya yang direncanakan. Sedangkan sebagai bidang yang ditekuni alam benda menjadi bidang garapan beberapa perupa dengan berbagai alasan yang berbeda.
Ada banyak versi cerita mengapa van Gogh misalnya banyak membuat karya dengan subjek bunga matahari dalam vas. Para peneliti dan pengamat seni rupa membuat telaah yang berbeda-beda tentang tindakan van Gogh yang menyelami bunga matahari dalam vas ini.
Mungkin dia memang menggandrungi bunga matahari, bisa juga dia terlalu miskin untuk membeli bunga yang lebih mahal, atau dia tidak mampu membayar model untuk dilukis, hanya van Gogh sendiri yang tahu alasannya. Atau bisa jadi juga dia tak punya alasan apa-apa. Menyelami alam benda bisa jadi hanya semacam terapi kenyamanan bagi gejolak mentalnya.
Terlepas dari maksud dan tujuan seorang perupa menggeluti alam benda, merekam alam benda di atas kanvas bisa menjadi sebuah usaha meninggalkan jejak kebudayaan bagi manusia yang akan lahir kemudian. Pada saat van Gogh merekam benda-benda di sekelilingannya pada kanvas-kanvas ukuran sedang dan kecil dia dan pengamat seni serta perupa lain tidak mengira bahwa di kemudian hari lukisan-lukisan itu akan menjadi penanda perkembangan sebuah kebudayaan pada waktu itu.
Pada saat benda-benda remeh-temeh keseharian ini dikanvaskan mungkin peristiwanya pun dianggap remeh. Namun sejarah telah membuktikan bahwa apa yang sekarang dianggap remeh bisa menjadi sebuah sumbangan penting bagi masa depan. Para arkeolog misalnya, mereka bisa merekonstruksi atau menggambarkan masa lalu sebuah peradaban dari benda-benda keseharian yang ditemukan.
Demikian juga usaha pelukis Yundhi Pra menggeluti alam benda ini, apapun intensinya, semoga hal ini bisa menjadi catatan masa kini yang meninggalkan jejak-jejak yang kelak akan berguna. Selamat menyelami dan mendalami alam benda melalui karya-karya Yundhi Pra, menikmati kopi, dan merasakan cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H