Lihat ke Halaman Asli

Asumsi Tentang Kesalahan Harus Mendapat Hukuman

Diperbarui: 8 Juni 2018   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak pernyataan di kalangan masyarakat yag sering kita lihat, kita dengar, dan kita ketahui tentang setiap kesalahan harus mendapat hukuman. Pernyataan tersebut sering dilontarkan kepada orang yang mempunyai kesalahan atau terbukti bersalah. Mari kita belajar berpikir kritis mengenai kasus yang diberikan guru kepada muridnya.

Banyak pemberitaan mengenai kasus guru menghukum muridnya dengan kekerasan seperti menampar, mumukul, dan lain-lain yang menyakiti. Niat guru mungkin menghukum muridnya yang bersalah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dan dapat memperbaiki kesalahannya. Namun cara yang digunakan tidak sesuai dengan etika sebagai guru.

Dalam QS Ali Imran : 134, Allah memuji orang yang sanggup menahan marah dan suka memberi maaf. dan dalam satu hadist Nabi Muhammad SAW, mengajarkan bahwa Allah menyenangi kelembutan dalam semua persoalan.

Hukuman diartikan sebagai salah satu teknik yang diberikan bagi mereka yang melanggar dan harus mengandung edukatif. Untuk membuat anak jera, pendidik harus berlaku bijaksana dalam memilih metode yang paling sesuai. Diantara mereka ada yang cukup dengan teladan dan nasehat saja, tetapi manusia tidak sama seluruhnya, ada pula yang perlu dikerasi atau dihukum. 

Apabila pendidik memberikan hukuman ada hal-hal yang perlu dipahami, Abdullah Nasih Ulwan menyebutkan persyaratan memberikan hukuman pukulan, antara lain : Pendidik tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan hukuman; pendidik tidak memukul dalam keadaan sangat marah; menghindari anggota badan yang peka seperti kepala, muka, dada, dan perut; tidak terlalu keras dan tidak menyakiti; tidak memukul anak sebelum ia berumur 10 tahun; jika kesalahan anak baru pertama kalinya, hendaknya diberi kesempatan untuk bertaubat, meminta maaf, dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya; untuk syarat terakhir, pendidik menghukum dengan menggunakan tangannya sendiri.

Untuk itu, mari kita pahami metode yang tepat untuk mendidik anak, agar dapat menciptakan generasi bangsa yang berakhlak mulia, cerdas, dan beretika. Karena cara mendidik yang kita tanamkan sangat berpengaruh pada hasil karakter anak di masa depan.

Selamat membaca...

Semoga bermanfaat.

By: Rodotul Janah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline