Peralihan dari masa pandemi menuju masa normal dan didukung dengan banyaknya konten di media sosial tentang olahraga membuat banyak anak remaja ingin mengikuti tren tersebut. Fenomena ingin ikut ikutan tren yang sedang naik sering disebut dengan FoMO (Fear of Missing Out). Dalam konteks ini, adalah adanya permasalahan dari remaja yang FoMO Olahraga.
FoMO dalam olahraga sebetulnya tidak menjadi sepenuhnya salah, karena dari adanya perasaan FoMO olahraga dalam diri remaja menandakan bahwa remaja kini memiliki kesadaran untuk memperbaiki hidupnya dan memulai gaya hidup sehat dengan mulai berolahraga. Kemudian, dari fenomena FoMO olahraga pada remaja ini membuktikan kualitas konten media sosial yang kian mulai positif dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
Namun, jika di tinjau lebih dalam, rasa ingin ikut ikutan yang tumbuh dalam diri remaja ini bisa menjadi boomerang kepada diri mereka sendiri. Karena bila dilirik motivasi yang mereka inginkan adalah mengejar semua hal baik dengan instan, tentu hal itu akan menjadi masalah bagi mereka tersendiri. Jika motivasi dari remaja itu adalah untuk mendapatkan fisik bagus atau kemampuan daya tahan yang bagus atau power yang bagus, tentu semua hal itu membutuhkan proses yang berat dan waktu yang tidak sebentar.
Memiliki fisik yang bagus bukanlah perihal yang mudah untuk digapai, proses yang dijalani tidak hanya hitungan minggu atau bulanan saja, melainkan tahunan. Permasalahan pada remaja FoMO olahraga disini adalah mereka seringkali bercita cita tinggi dengan tidak berkaca pada kemampuan atau kapasitas fisik yang dirinya miliki. Akibat dari situlah, menimbulkan banyak permasalahan, mulai dari permasalahan fisik jangka pendek hingga jangka panjang dan berpotensi untuk mental block dengan olahraga.
"FoMO itu bagus, FoMO olahraga, tapi biasanya orang FoMO olahraga itu langsung pengen naik cepet, padahal fisiknya nggak siap." - Dokter Tirta
Kondisi daya tahan dari seseorang yang belum terbiasa olahraga tentu sangat jauh berbeda dengan orang yang sudah berpengalaman olahraga sebelumnya. Memang dalam dunia olahraga sangat terkenal dengan slogan "Push Your Limit", Namun FoMO olahraga terkadang memaksa seseorang untuk memaksakan kondisi fisiknya secara berlebihan dan dilakukan berulang ulang. Sehingga dari pola olahraga tersebut, menyebabkan kondisi tubuh menjadi kelelahan atau overtrain. Dampak dari tubuh yang kelelahan inilah yang berpotensi menyebabkan beragam macam cedera mulai dari cedera jantung, ligamen, dan otot.
"Jadi banyak orang yang belum siap buat olahraga terus dia pengen have fun banget olahraga, FoMO olahraga gak apa apa, FoMO olah raga bagus. Terus dia langsung nge-cut semuanya dadakan langsung makan cuman dada ayam, langsung restricted cuman pakai organik, terus langsung olahraga yang berat, itu malah rentan sakit jantung." - Ucapnya pada PWK
Selain membuat dampak pada permasalahan fisik, tidak jarang orang yang sudah merasakan cedera pada bagian otot atau organ tertentu memiliki mental block terhadap kegiatan berolahraga. Kondisi mental block ini dapat dipicu oleh beragam penyebab, seperti munculnya trauma akibat cedera yang dialaminya dan hilangnya motivasi akibat tidak mendapatkan apa yang diinginkannya(fisik bagus) dengan waktu yang cepat.
FoMO olahraga pada dasarnya merupakan hal yang positif bagi orang orang yang paham akan proses dan kemampuan dirinya. FoMO olahraga juga dapat menjadi sebuah motivasi untuk merubah fisik baik secara tampilan maupun daya tahan menjadi lebih baik. Namun, perasaan FoMO olahraga harus dibarengi dengan pengetahuan akan kemampuan diri sendiri, tekad yang kuat untuk berproses, kedisiplinan, dan kerja keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H