Lihat ke Halaman Asli

Otniel Wijaya Napitupulu

Guru_SMA XIN ZHONG SURABAYA

Jurnal: Ekokritik Sastra dalam Paradigma Biosentrisme Pada Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander

Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekokritik Sastra dalam paradigma Biosentrisme  Pada Puisi "Di danak Na Mompas Godang"  Karya Willem Iskander


Otniel Wijaya Napitupulu

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Dr. Soetomo

email: otnielwijaya5@gmail.com


Abstrak

Tulisan ini bertujuan menjelaskan hubungan kajian ekologi sastra (ecocriticism)  dengan karya sastra salah satunya puisi. Tulisan ini mencoba menganalisis Ekokritik Sastra dalam paradigma Biosentrisme pada Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander yang tampak sebagai gejala baru dalam kajian sastra di Indonesia. 

Ekologi sastra memfokuskan perhatian pada jalinan fenomena alam semesta sebagai inspirasi sastrawan (pengarang atau penyair) dalam melahirkan suatu karya sastra. Ekologi sastra berorientasi melestarikan nilai-nilai lingkungan hidup. Dalam realitanya ekokritik juga mengkritisi kehidupan manusia yang hanya menikmati dan menghabiskan lingkungan hidup itu sendiri tanpa merawat dan menjaga. 

Dalam puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander peneliti ingin mengkaji sejauh mana penyair mengungkapkan hubungan puisi yang ditulis dengan ekokritik sastra dalam paradigma biosentrisme.

Puisi "Di danak Na Mompas Godang" Karya Willem Iskander menggunakan beberapa pendekatan teori salah satunya teori Greg Garrard yang  menjelaskan ecocriticism meliputi studi tentang hubungan antara manusia dan nonmanusia, sejarah manusia dan budaya yang berkaitan dengan analisis krititis tentang manusia dan lingkunganya. 

Greg  Garrrard menelusuri perkembangan gerakan itu dan mengekplorasi konsep-konsep yang berkaitan tentang ekokritik : a. Pencemaran (polution) b.  Perumahan/ tempat tinggal (dwelling) c. Bencana (apocalypse) d. Hutan belantara ( wilderness) e. Binatang (animals) f. Bumi (earth)  Dalam penelitian ini juga peneliti ingin melihat sejauh mana nilai kearifan ekologis pada puisi dengan menggunakan ekokritik sastra dengan paradigma biosentrisme

Kata kunci : Ekokritik Sastra, Puisi, Paradigma Biosentrisme, Ekologi, Sosiologi Sastra

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline