Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Cerita Kerah Putih dan Biru di Titik Rezeki

Diperbarui: 2 Januari 2022   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dmitriy K @ unsplash.com

Titik. Cukup. Sebuah keputusan yang realistis. Begitulah ketika seorang manusia bisa melihat titik ketika sudah menjalani pekerjaan lebih dari dua dekade.

Ada tawaran kerja di sini. Ada tawaran kerja di situ. Semua memberikan tawaran yang menarik. Hampir tidak ada tawaran yang tidak menarik. Bahkan untuk urusan upah, penawar memberikan kesempatan untuk berpikir terlebih dahulu kepada pekerja, ditambah pula dengan bruto dua persen ketika sistem berjalan.

Setelah diselisik menjadi profesional adalah kunci. Pengalaman menjadi hal yang tak terbantahkan  di bidangnya. Bekerja mulai dari nol. Menseleksi SDM, membina, mengajari SDM tak kenal lelah bahkan keluar uang pribadi agar SDM memiliki keahlian dan kecintaan pada pekerjaannya. Membuat sistem agar bidangnya bisa berjalan. Membuka ruang konsultasi ketika timnya mengalami kendala bahkan membuka konsultasi pada rekan sejawat ataupun orang-orang yang bukan mitra kerja.

Emang hanya kerah putih saja yang bisa profesional dan memiliki pandangan titik. Tidak. Kerah biru pun ternyata ada. Bang Z kami memanggilnya. Penarik gerobak sampah yang mengangkuti sampah dari rumah ke rumah dan kemudian membuang di TPS sebelum diangkut mobil sampah ke TPA.

Percaya atau tidak, sudah tiga RW yang menawarinya pekerjaan untuk mengangkuti sawah di RW mereka. Bang Z menolaknya secara halus. Beberapa RW bahkan berjanji memberikan bayaran lebih besar 25 persen dari bayaran yang diterimanya selama ini.

Ketika ngobrol di Pos Kamling, Bang Z mengungkapkan kalau dia mencintai pekerjaannya. Warga RW yang selama ini dilayaninya sebagian besar baik. Ditegur. Disapa. Ucapan terima kasih adalah bayaran yang tak ternilai.

Bahkan banyak yang menganggap Bang Z sebagai "keluarga" sendiri. Ketika Bang Z sakit banyak yang datang ke tempat tinggalnya. Walau yang datang kebanyakan pembantu rumah tangga, tetapi mereka utusan kepala rumah tangga.

Selisik lagi ternyata Bang Z membersihkan tempat sampah rumah tangga dengan cinta. Resik. Bahkan kalau dimintai tolong mengangkut sampah bersih-bersih rumah juga ayo dengan catatan menyelesaikan tugasnya terlebih dulu.

Tahun 2022 sudah berjalan. Ada yang membuat resolusi secara ekonomi, spiritual dan juga keinginan-keinginan batin. Ada perjuangan untuk mencapainya.

Bagi yang memilih titik artinya sudah cukup dengan dirinya. Bukan tidak ada keinginan tetapi membatasi keinginan. Dengan membatasi keinginan maka beban hidup menjadi lebih ringan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline