Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Lampu Hijau Bukan Gas Pol Jalan tapi Hati-Hati

Diperbarui: 13 November 2021   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Lucas Beck @ unsplash.com

Bertanya pada politikus itu jawabannya sangat normatif bahkan cenderung untuk mengelak. Apalagi momentumnya dianggap tidak pas atau belum sepenuhnya informasi yang dimilikinya bisa menjadi bahan untuk dilontarkan ke publik secara resmi.

"Pak surat dari bla bla bla sudah ada belum. Bagaimana rekomendasinya?" tanya wartawan pada ketua Parpol yang mau ikut Pilkada. Kalau dijawab, "belum" tetapi sebenarnya sudah tahu isinya, tapi surat belum ditangan, apakah salah jawaban "belum". Tidak salah karena memang surat rekomendasinya belum dipegang walau isinya sudah tahu.

Itu kejadian bertahun lalu ketika masih berkelana dari satu bukit ke bukit lain di Punggung Bukit Barisan Sumatra. Etis atau tidak itu juga sangat tergantung dari sudut pandang mana melihatnya.

Seiring waktu wartawan lupa dengan surat. Setelah surat dipegang dan dilakukan konferensi pers barulah ngomong bla bla bla sambil memegang dan menunjukkan surat rekomendasi. Berita lagi.

Infonya Presiden Jokowi memberikan lampu hijau kepada menterinya untuk Nyapres eh mempromosikan diri dalam kontestasi Pemilu 2024. Masih sekitaran dua tahun lagi.

Lalu akan ada pertanyaan yang agak sedikit mengganggu? Apakah lampu hijau itu tidak mengganggu kinerja mereka di Kabinet? Apakah otak mereka akan menjadi terbelah antara bekerja satu visi dengan presiden dan visi pribadi para menteri?

Lampu hijau Jokowi sebenarnya merupakan pancingan pada para menteri. Pertanyaan menggelitik pada promo topik pilihan Kompasiana sehingga membuat tersenyum.  Berikut kutipannya, "Jika dari pengamatan Kompasianer, menteri  siapa yang sudah "coba-coba" melakukan personal branding untuk menyambut Pilpres 2024?".

Jawabannya adalah menteri yang sudah pasang spanduk. Sah dan wajar karena berusaha membangun personal branding. Sumber daya dari tingkat provinsi sampai ke desa juga ada dan dimilikinya.

Lampu hijau Jokowi bisa dilihat dari tingkat komitmen dalam bekerja di kabinet. Bisa juga merupakan teguran halus dari Jokowi dengan mempersilahkan. Itu pisau bermata dua dalam politik.

Kalau lampu merah yang dihidupkan artinya Jokowi tidak demokratis. Tidak menghormati hak kalau  semua orang dapat dipilih menjadi presiden. Paling tidak sekarang sisi demokratis Jokowi sangat terlihat. Silahkan kalau yang mau promosi Nyapres di Pilpres 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline