Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Tiket Pesawat Mahal? Penuhi Kebutuhan dengan Kreatif!

Diperbarui: 31 Januari 2019   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay/JESHOOTS-com)

Bagi yang sering berpergian naik pesawat alias  frequent  flyer  apakah merasakan kenaikan harga tiket? Pertanyaan itu sungguh menggelitik hati dan kuping.

Adakah yang masih ingat harga tiket sekitar 25 tahun ataupun 30 tahun lalu? Kalau masih ada maka bolehlah disampaikan di kolom komentar.

Harga tiket Lion Air atau kalau sulung menyebutnya waktu masih balita dengan Singa Gundul memang mengguncang dunia penerbangan plus mengguncang warga yang menganggap terbang adalah hal yang mustahal. Lion Air komplit, mau jam dan tujuan lengkap.

Tagline,  we  make  people  fly  menjadi revolusi di dunia penerbangan  low  cost  carrier di Indonesia. Semua orang bisa terbang.   Lah, sulung setiap liburan sekolah dan liburan keagamaan pulang ke home town  naiknya singa gundul.

Salah Satu Maskapai Penerbangan I Foto: OtnasusidE

Hanya satu yang waktu itu tak berani dilakukan oleh kaki kupu-kupu, menitipkan sulung pada pihak maskapai penerbangan untuk terbang sendiri ke home town dan dijemput di bandara. 

Dia  misuh  mengenai rencana bapaknya yang gila itu. Dulu sekali, bapaknya ketika masih kecil pernah dititipkan oleh bapaknya ke sebuah maskapai penerbangan nasional dan selamat  kok. Si lelaki kecil ini dijemput oleh Pak De-nya di bandara.

Bagi orang yang terbang terencana harga tiket mahal sebenarnya nggak juga mencubit. Hal yang sama dengan orang yang  frequent  flyer.  Mereka adalah orang-orang kreatif yang selalu mencari solusi untuk kebutuhan mereka. 

Bukan orang yang teriak tiket mahal tetapi bukan orang yang terbang terencana atau  frequent  flyer.  Kalau terbang tidak juga sekali dalam sebulan ya kalem saja. Apalagi kalau tiketnya dibayari kantor.

Ada yang beli tiket jauh hari sebelum ribut-ribut tiket mahal dan soal bagasi berbayar dan bertanya di WAG pun dibuat terpingkal. Salah seorang teman meminta anggota grup yang bertanya tersebut untuk melihat file tiketnya. 

Dan, horeeee. Masih bisa bawa 20 kilogram. Bawa oleh-oleh dari dusun tentunya.

Beberapa hari lalu, di era tiket mahal ini, si lelaki malah ikut terbang dengan kaki kupu-kupu ke empat pulau. Dini hari sudah bangun untuk terbang menjemput jingga. Gerimis yang asik di darat menjadi senyum mesra di lautan awan.

Untuk ke setiap pulau itu kami naik pesawat yang berbeda-beda. Kaki kupu-kupu ternyata membandingkannya di setiap situs jualan tiket pesawat dan kemudian melihat juga promo-promo yang ada. Mulai dari beli  voucher  di onjol sampai ke kartu kredit untuk beli tiket pesawat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline