Suatu sore di tengah rinai gerimis, kepala yang sedang suntuk karena laporan belum selesai juga dan si bos sudah mengejar-ngejar untuk diselesaikan. Tenggat sih masih tiga hari lagi. Terus terang kepala suntuk bukan sakit kepala ya. Di depan notebook cuma searching jurnal-jurnal.
"Ayolah. Biasanya kamu bisa menyelesaikan sebelum tenggat waktu," tulisnya di WAG.
Teman yang lain pun memberi semangat. Padahal beberapa teman yang lain juga mengakui kalau kepala mereka lagi suntuk sehingga ide lambat keluar. Bedanya, kalau mereka tidak secara terang-terangan mengungkapkannya sedangkan aku langsung ungkapkan saja di grup.
Mau pulang ke Taman S, si kaki kupu-kupu lagi dinas di tempat yang jauh. Ampun DJ. Jadinya diri hanya santai nonton film dan baca novel. Si kaki kupu lalu menghibur dengan memintaku untuk berjalan-jalan di sekitaran Pagaralam. Inspirasi biasanya keluar kalau kita beranjak atau melihat segala sesuatu dengan cinta.
"Pergilah. Carilah surga dunia," tulisnya di WA.
"Nggak cemburu. Aku cari surga dunia di Pagaralam," balasku.
Pesanku, walau sudah lama, tanda sudah dibaca oleh si kaki kupu-kupu juga sudah muncul, tetapi belum ada balasan. Selagi senyum menunggu balasan, tetiba pesan masuk di WA.
"Boleh cari surga dunia di Pagaralam. Tapi kupotong dan kujadikan hiasan gantung punyamu di spion dalam mobil. Mau!," tulisnya.
Coba cari Green Paradise. Itu lagi ngetop infonya di Pagaralam," tambahnya lagi.
"Siap," balasku.
Untuk urusan potong-memotong aku jeri. Kaki kupu-kupu sangat serius.