Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Mimpi Debat Publik yang Gahar

Diperbarui: 4 Maret 2018   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dodi Reza Alex (berkacamata) Cagub Sumsel kampanye di Pasar PTM Lahat I Foto Dokumentasi Pribadi

Beberapa teman datang ke kebun. Silaturahim ini biasa dilakukan oleh kami-kami yang tinggal dan mencari penghidupan di Punggung Bukit Barisan Sumatra. Karena pertimbangan jarak dan juga terkadang saking asiknya ngobrol  ngalor ngidul  biasanya teman-teman menginap di pondok ataupun mendirikan tenda atau membuat hammock.

Kalau musim hujan begini biasanya  ya ngumpul di pondok dan membuat  hammock  di pondok yang diikatkan ke tiang-tiang.  Sleepingbag  pun digelar. Semua biasanya sudah mengambil kaplingan masing-masing. Kalau sudah terkantuk sebelum obrolan selesai, tinggal  molor  saja.

Obrolan beragam topik. Paling  hot  sekarang adalah mengenai Pilkada baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

Gerimis yang terus turun mulai sore membuat kami tidak bisa bergerak ke desa untuk mencari makanan tambahan. Pilihan terakhir adalah memasak apapun yang ada di sekitar. Mulai dari mie sampai ke ubi kayu bakar. Mulai dari kopi sampai ke teh serta berbagi gula yang tinggal sedikit.

Kami yang berasal dari berbagai kabupaten/kota biasanya menceritakan mengenai calon bupati dan calon wakil bupati dari daerah masing-masing dan calon gubernur dan wakil gubernur yang maju Pilkada. Semua  dikulik  habis mulai dari prestasinya sampai kepada hal-hal lucu yang tak berhubungan dengan Pilkada termasuk kehidupan pribadinya.

Ada yang mengungkapkan kalau pemimpinnya banyak mendapat penghargaan. Ada yang gagal bangun jembatan. Ada yang bisa bangun taman dan kolam. Ada yang hobi olahraga. Ada yang suka marah-marah. Ada yang nggak bisa merencanakan drainase.

Semua sepertinya, hal-hal yang sepele. Semua akan tertawa ngakak ketika hal tersebut dibahas teman lainnya. Bahkan ada juga yang berusaha membela pemimpinnya tetapi akhirnya nggak kuat juga karena dikeroyok oleh teman lainnya.

Seorang teman mengaku kalau  debat publik  yang digelar KPU sebebas yang dilakukan di pondok akan asik di tonton. Jangan moderator ataupun panelis yang ditunjuk cuma menanyakan hal-hal yang ramah tamah alias normatif. Tidak berani menghujam ke pertanyaan prestasi dan kegagalan dan juga hal-hal pribadi.

Pertanyaan-pertanyaan kritis akan menarik untuk dilontarkan karena pada saat itulah publik akan menilai bagaimana sebenarnya calon pemimpin mereka ini. Kalau calon jawabannya  melipir-lipir  ya  langsung saja distop dan diminta untuk langsung menjawab.

Begitu juga dengan kehidupan pribadinya. Karena sosok seorang pemimpin itu haruslah ideal.

Lalu ada yang menyeletuk kalau dikuliti mulai dari keberhasilan dan juga kegagalan apa yang sudah dikerjakan serta kehidupan pribadinya nanti dikatakan sebagai  black campaign.   Hadeuuhh.  Kalau suatu hal dikatakan  black  campaign  tetapi ternyata hal itu benar adanya itu bukan  black  campaign namanya tetapi itu namanya  track record  alias  rekam jejak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline