Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Punggung Bukit Barisan Menempa Atlet Muda Kami secara Alami

Diperbarui: 27 Juli 2016   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atlet Lahat ketika Lomba Lahat 5 & 10 K

Menemukan satu atlet itu susahnya setengah mati. Dibutuhkan kejelian, waktu, kesabaran dan juga jualan mimpi. Setelah mendapatkan atlet persoalan belum selesai. Masih dibutuhkan kedisiplinan, dana dan juga program latihan dan dukungan pemangku kepentingan serta lagi-lagi kembali jualan mimpi.

“Susah nyari atlet itu. Seperti nyari jarum di tumpukan jerami. Padahal atlet di Lahat di Sumatra Selatan bahkan di Indonesia itu banyak. Menemukannya itu yang sulit,” kata Safarudin pelatih atletik Lahat.

Apa yang disampaikan oleh Safarudin ada benarnya juga. Berdasarkan catatan Kompasianer sekitar 3 tahun lalu, Lahat pernah mengadakan lomba lari 10 Km lokal dan terbuka, putra dan putri. Hasilnya sungguh mengejutkan sebagian besar juaranya berasal dari kecamatan-kecamatan di perbukitan, seperti dari Jarai, Tanjung Sakti, serta Kikim Selatan.

Tanjung Sakti, Jarai dan Kikim Selatan merupakan daerah dataran tinggi. Alam lah yang menempa mereka menjadi atlet yang alami.

“Untuk membina dan melatih anak-anak dari kecamatan yang jauh-jauh itu butuh kerjasama pemangku kepentingan mulai dari orang tua yang bersangkutan, Diknas, Dispora dan juga pemerintah daerah. Mereka harus dibawa ke Lahat untuk latihan bersama. Di Lahat butuh tempat tinggal. Butuh uang saku untuk makan sehari-hari. Butuh sarana latihan mulai dari kaos hingga sepatu,” kata Safarudin.

Mimpi yang dimaksud menurut Safarudin adalah dengan menjadi atlet atletik maka mereka bisa mengharumkan nama Lahat, Sumatra Selatan dan kalau bisa berlaga di tingkat Asean saja bisa mengharumkan nama Indonesia. Penghargaan kepada atlet sudah mulai membaik walaupun terkadang masih tersendat-sendat. “Jadi itu jualan mimpinya. Apalagi kalau bisa jadi atlet Asia dan Olimpiade. Itu sejarah. Butuh satu kata yaitu kemauan semua pihak.”

Cabang atletik dalam perhelatan Popda XIV Sumatra Selatan 2016 yang berakhir minggu lalu di Palembang menyumbangkan 3 emas atas nama Restu Prawira di nomor 110 m gawang dan nomor 400 m gawang, Yoga Dwiputra di lempar cakram. Satu perunggu di nomor tolak peluru juga atas nama Yoga Dwiputra.

Kepala Dispora Lahat, Sahabadi mengungkapkan kalau capaian Lahat di Popda XIV sungguh mengejutkan. “Tidak ada target kami bila mengacu pada hasil Popda XIII 2014 lalu. Tetapi atlet Lahat sudah menunjukkan semangat yang tinggi dan kemampuannya. Tujuh emas secara keseluruhan di Popda XIV ini prestasi mengejutkan,” kata Sahabadi.

Prestasi mengejutkan ini berkat dukungan dari Diknas Kabupaten Lahat dan juga Bupati Lahat Saifudin Aswari Riva’i yang hobi olahraga. “Pak Bupati itu hobi olahraga. Beliau sendiri pada cabang tinju datang dan menyaksikan langsung perjuangan petinju Lahat merebut emas. Itu emas terakhir yang bisa dikumpulkan Lahat. Diknas itu punya anak, punya atletnya dan kerjasama dengan Dispora selama ini sangat baik dan ke depan kita akan bersama-sama meningkatkan perolehan medali,” ungkap Sahabadi.

Sahabadi bersama beberapa stafnya serta beberapa orang tua atlet selama Popda XIV Sumatra Selatan 2016 berada di Palembang. Mereka memberikan semangat pada atlet-atlet Lahat agar mencapai prestasi puncaknya.

Yup, Punggung Bukit Barisan Sumatra seperti Lahat, Muara Enim, Pagaralam, Empat Lawang, Lubuk Linggau, Musi Rawas dan Musi Rawas Utara merupakan daerah perbukitan. Warganya sejak anak-anak sudah ditempa oleh alam pegunungan yang membutuhkan kekuatan fisik. Inilah atlet alami yang harus dicari dan ditempa untuk menjadi atlet kebanggan lokal dan nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline