Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Belum Ada Lawan Sudah Emosi Sama Ahok

Diperbarui: 27 Juni 2016   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar koleksi pribadi

Dinamis juga saat ini melihat dunia perpolitikan di jagad DKI Jakarta. Setidaknya dalam pengamatan diberbagai macam pemberitaan semuanya tersentralisasi pada Gubernur Petahana, Ahok. Secara umum terbagi tiga blok, pro dan kontra serta satu blok netral.

Blok yang pro, Teman Ahok dan komponen lainnya yang mendukungnya, partai politik Nasdem, Hanura dan Golkar. Blok yang kontra, lumayan banyak, tetapi mereka diklaim sebagai gerakan politik individu dan bukan gerakan resmi dari Parpolnya, ormas dan sebagainya. Blok netral kebanyakan orang dari luar yang melihat orang yang pro dan kontra serta mengamati petahana dan calon-calon lawan petahana.

Dalam politik, siapa yang cepat mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut biasanya akan langsung menjadi magnet. Menarik semua orang untuk ikut serta dalam gerbong. Baik mereka yang memang mau mendukung ataupun ingin hidup dalam memberikan dukungan atau memberikan dukungan secara profesional.

Di sisi lain, pasti ada yang kontra dengan orang yang cepat mengambil keputusan. Mereka tentunya akan menggoreng segala sesuatunya agar terlihat sang lawan politiknya tidak punya arti apa-apa di dalam masyarakat.

Dalam konstelasi politik Jakarta. Ahok yang sudah terlebih dulu mendeklarasikan diri bersama Teman Ahok melambung tinggi. Magnetnya semakin kuat karena Teman Ahok dan seluruh komponen yang mendukung bekerja mengenakan kacamata kuda dan menutup telinga dengan earphone sambil mendengarkan not lagu, kerja, kerja, dan kerja.

Lawan-lawan penantang kelabakan karena mereka kemudian berguguran. Mereka gugur karena tidak konsisten dan juga Parpol yang menjadi sandaran mereka memiliki pandangan lain untuk melawan Ahok. Akibatnya, Parpol dipastikan akan mengambil keputusan melawan Ahok pada detik-detik terakhir pendaftaran. Lawan yang berdasarkan pengamatan tetap konsisten sosialisasi hanya Sandiaga Uno.

Dalam proses ini. Awalnya adalah under estimate  terhadap Teman Ahok dan komponen pendukungnya. Ini Jakarta bung. Memang ada yang mau dengan Ahok. Sekali lagi, mereka yang kontra dengan Ahok salah strategi. Penggorengan isu dan penyerangan program-program Ahok oleh kontra politik menjadi senjata makan tuan.

Ketika bakal calon tidak juga diusung sedangkan Teman Ahok dan komponennya terus bekerja sehingga menembus sejuta salinan KTP –memang palsu yang asli tetap dipegang pemiliknya-- kemudian mendapat amunisi baru dari Nasdem, Hanura dan Golkar maka harga Ahok pun makin mahal.

Masyarakat pun makin solid. Apalagi program-program Pemda DKI Jakarta dikelola dan dikendalikan dengan baik oleh Ahok sehingga masyarakat pun makin termilitansi pilihannya pada Ahok.

Emosi pun meledak. Panggung-panggung pun dicari. Semua pun berusaha mencari panggung akibatnya ya menjadi tak terarah dan justru membuat Ahok menjadi lebih dikenal oleh masyarakat.

Ahok sendiri sampai saat ini belum ada lawan yang tepat dan pas. Karena belum ada lawan yang tepat dan pas inilah sebenarnya banyak yang emosi pada Ahok. Mereka bingung. Padahal nggak usah bingung. Paling penting adalah carilah jago untuk melawan Ahok dan kemudian jual kepada masyarakat DKI. Kalau emosi duluan padahal Ahok belum ada lawan ya Ahok bakal lenggang kangkung di Pilkada DKI 2017.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline