Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Audit Teman Ahok!

Diperbarui: 24 Juni 2016   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Relawan atau sukarelawan diberi arti orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan). Ini batasan yang diberikan oleh KBBI Offline ver 1.5. Tidak ada tambahan boleh menerima imbalan atau tidak boleh menerima imbalan ketika mereka sudah melakukan sesuatu.

Jadi setiap orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela, tidak karena diwajibkan ataupun dipaksakan maka orang tersebut boleh disebut dengan relawan. Misalkan, memotong pohon besar dan menyingkirkannya yang melintang di jalan. Jalanan macet total dari kedua sisi. Camat dan Kades tidak menyuruh apalagi Kapolsek. Semuanya dilakukan tanpa ada paksaan. Gotong royong semuanya dan akhirnya jalanpun lancar. Orang-orang yang memotong dan menyingkirkan pohon yang melintang di jalan serta mengatur lalulintas ini kalau melihat batasan KBBI boleh disebut dengan relawan.

Yup, dilanjut. Di dusun ado istilah bemasak. Ketika satu keluarga ingin ada hajatan yang akan dilaksanakan hari Minggu misalnya, maka sejak hari Kamis, tetangga kiri dan kanan serta keluarga dekat dan keluarga jauh mulai berdatangan menyiapkan hajatan. Mereka yang bekerja menyiapkan hajatan mulai dari tenda dan persiapan lainnya butuh makan. Nah, masak makanan ringan, air, teh dan kopi yang tak pernah putus ditambah dengan masak masakan utama untuk hajatan mulai dari ayam, daging dan pindang itulah yang disebut bemasak. Istilah diberbagai daerah bisa berbeda tetapi memiliki inti yang sama.

Mereka bekerja tanpa pamrih. Tidak dipaksa ataupun diwajibkan. Semua berjalan apa adanya. Begitu mendengar ada tetangga yang akan ada hajatan biasanya langsung semuanya berjalan, seperti bemasak itu.

Usai hajatan, pihak ahli hajat biasanya membubarkan panitia dengan membuat makanan kecil yang agak banyak dan dibagikan dengan tetangga kiri dan kanan serta keluarga dekat. Nah, bahkan terkadang pula, ahli hajat membawakan pula sebagian kado yang diterima pada orang-orang yang banyak membantu. Padahal yang membantu tidak minta loh. Hanya si ahli hajat saja yang merasa terhormat dan dihormati karena dibantu demikian pula dengan yang membantu merasa terhormat dan dihormati karena bisa membantu.

Dalam konteks kehidupan bermasyarakat relawan dalam bemasak ini masih terpelihara di dusun-dusun ataupun tokoh-tokoh masyarakat, keluarga besar masyarakat. Mereka betul-betul relawan dalam adat sosial budaya masyarakat.

Dalam konteks kehidupan masyarakat modern, relawan atau volunteer sangat banyak apalagi kalau ada bencana serta musibah. Biasanya mereka akan bekerja menolong sesama sebagai bentuk simpati sosial, tanpa pamrih.

Dalam konteks politik, misalkan dalam Pilkada maupun Pileg apalagi Pilpres, relawan-relawan banyak bermunculan. Namanya bisa bermacam-macam. Silahkan para Kompasianer mengingat-ngingat. Demikian pula dengan Pilkada. Nah, untuk Pilkada DKI silahkan digugeling untuk masing-masing bakal calon. Dipastikan pasti sudah dapatkan he he he.

Nah, yuk kalau tadi sudah tahu relawan di dusun, lalu relawan tingkat internasional ada nggak. He he he he. Jelas ada kok. Volunteer di Perserikatan Bangsa-Bangsa bahkan secara detil menjelaskan mengenai beban kerja dan juga ada uangnya loh. Ini linknya. Nah. Nah. Nah.

Khusus untuk teman Ahok. Lah kalau ada yang memberi allowance –baca pemberian uang untuk suatu maksud—misalkan setelah mendapatkan target tertentu ya sah-sah saja. Kalau tak mau ya mengundurkan diri dong. Kalau berbuat salah ya dipecat dong. Gitu aja kok repot. Kalau ada yang cuap-cuap usai dipecat dan malah mengakui kalau mereka dipecat karena berbuat salah dan kemudian diblow up. Aduh pusing palak Barbie ada yang berusaha jadi whistle blower ungkap dapur mantan eh malah nepok jidat sendiri.

Agak aneh juga Teman Ahok ini. Mereka selalu menjadi sorotan baik yang pro dan kontra. Mulai dari dana awal, markas, sampai ke serangan non fisik ke individu-individu Teman Ahok. Terus menerus tak berjeda. Kini ketika mereka sudah mencapai sejuta KTP serangan yang bikin gulak galik adalah dugaan menerima uang Rp 30 miliar dari pengusaha yang berkaitan dengan reklamasi. Tak tanggung-tanggung KPK dan PPATK pun siap menyelidiki Teman Ahok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline