Lihat ke Halaman Asli

OtnasusidE

TERVERIFIKASI

Petani

Ketika Pete, Sayur Asem, OT dan Tenis Bertemu

Diperbarui: 22 Mei 2016   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayur asem, tempe, tahu, ayam goreng, pete tidak lupa

Ada Pak Hakim, ada Kepala BPS, ada pengusaha air minum galonan, ada TNI, ada PNS, ada pegawai BUMN dan beragam pekerjaan-pekerjaan lainnya berkumpul di Lapangan Tenis Tiara Remaja Kabupaten Lahat. Hanya saja, predikat sosial yang mereka sandang tersebut ternyata dilepas bebas. Ya, mereka berkumpul untuk bermain tenis. Tidak ada perbaba—sekali lagi pinjam istilah dr Banner, semua berjalan apa adanya.

Ha ha ha. Yoi, ada dua rombongan petenis senior melapas kangen untuk bertarung. Sengaja pakai senior karena kalau memakai tuwir tapi gaya sama semangatnya pantang mundur bertemu di lapangan tenis, jadi agak kurang pas kalau dibilang tuwir. Pokoknya mereka hebat dizamannya. Dan bermain di lapangan tenis Tiara pun sisa-sisa kehebatan dizamannya terlihat jelas.

Dua rombongan itu tidak mau dikatakan dipisahkan, tetapi mau disebut disambungkan oleh Sungai Lematang yang mengalir di Punggung Bukit Barisan Sumatera. Satu dari PT Bukit Asam (BA), Tanjung Enim, Muara Enim dan satunya lagi dari Lahat. Yeee. Mereka ternyata ada yang berteman sejak SD, SMP dan SMA lalu berpisah jalan karena pekerjaan, bukan berpisah jalan karena AADC. Ini baru teman sejati. Sama-sama hobi tenis ya kumpul lagi. Gitu loh.

Menang-kalah biasa saja. Mau lihat gayanya. So check it dot.

Ini peserta tahun 80-an loh. Gaya dulu

Nggak kalah sama bapak-bapak

Nggak kalah juga dengan ibu-ibu

Aduh raketnya hampir lepas

Rem dulu

Seperti penari balet ya

Kukejar si kulit bundar berbulu sampai dapat

Aku tak mau kalah, kukejar juga

Si kulit bundar berbulu tak kubiarkan lolos

Gaya sang wasit

Bila perlu terbang mengejar si kulit bundar berbulu

Bermain dengan latar OT dan joget

Gaya penyanyinya

Ya. Ini baru cari keringat namanya. Wasit teriak pun susah dengernya kecuali konsentrasi penuh. Apa pasal hayo, ternyata eh ternyata, organ tunggal (OT) mengalun, mulai dari musk rock, pop, dangdut hingga keroncong. Wasit yang kepanasan pun gaya, dengan menyilangkan kaki, ditutup handuk lagi. Ha ha ha.

Makanan ringan di meja tinggal pilih. Ada pisang rebus, martabak, kue bolu, pempek, kopi dan teh tak lupa sebagai pelancar tenggorakan. Eh yang mau mutih ada juga air putih. He he he. So layani sendiri lah.

Obrol sana obrol sini. Menang-kalah di lapangan tenis berputar. Udara di Lahat, yang paginya lumayan hangat, menjelang siang dan siang, sang mentari menyinar terik. Upss, tapi tak masalah bagi petenis senior. Main pokoknya, hajar, dan kejar ke mana si bola bundar berbulu halus mengarah.

Kalori terbakar. Keringat mengucur. He he he he. Lapar dong. Nah, ini yang bikin, ngiler. Ada sayur asem, tempe dan tahu bacem, ikan asin, kerupuk, dan ayam goreng. Hiks, ada lalapan, kemangi, timun, wortel dan pete rebus. Semua dikerjakan gotong royong menurut kabar. Nah, ini loh, gambarnya. Nyussss.

Nyam nyam nyam, eh kapsul oh pete dikupas dulu

Semua berjalan mengikuti irama. Sekali lagi irama. Main tenis, sholat zuhur, nyanyi dan makan. Jalan tuh.  Jelang sore, suasana haru, muncul.

Pak H Nuki, mewakili rombongan Lahat mengucapkan terimakasih, karena sudah kedatangan tamu dari Tanjung Enim. Pak Hendri yang mewakili rombongan PT BA Tbk, Tanjung Enim juga mengucapkan terimakasih karena sudah diterima dan disambut dengan hangat.

Dua rombongan yang disatukan Sungai Lematang

Eh ada juga perbaba. Stop ah. Langsung foto bareng dan salam-salaman. Olahraga, tenis membuat rombongan yang jauh jadi dekat. Pete, sayur asem, OT sudah bertemu dan dilahap di Lapangan Tenis Tiara Lahat. Sederhana kan, olahraga itu menyatukan satu sama lain, bukan untuk gontok-gontokan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline