Lihat ke Halaman Asli

Sumardhani

Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I

Pelatihan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Ekoenzim

Diperbarui: 26 April 2023   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa juga ngumpulin sampah dari toko toko jus buah terdekat ni untuk acara sosialisasi

Selamat pagi, siang, dan malam kompasianer. Maret lalu saya sebagai mahasiswa PPG Prajabatan telah melakukan sosialisasi Pelatihan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Ekoenzim di Kecamatan Galur, Kulon Progo. Sosialisasi ini dilakukan bersama rekan mahasiswa PPG, relawan ekoenzim dan diikuti ibu-ibu PKK Pedukuhan Sorogenen II, Kelurahan Nomporejo.

Sosialisasi ini didasari banyaknya manfaat dari ekoenzim ini. Berikut saya kutip dari https://www.menlhk.go.id "Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. Pada dasarnya, eko-enzim mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. 

Enzim dari "sampah" ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat. Proses fermentasi dalam pembuatan ekoenzim berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan. Ekoenzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah. Finally, eco-enzyme is circular economy at its best.***"

Praktek langsung membuat ekoenzim bersama ibu-ibu PKK

Mantap bukan? Nah untuk dokumentasi kegiatan ini saya upload juga di tulisan ini. Juga ada informasi tambahan nih, Metode eco-enzyme ini tidak disarankan untuk diperjualbelikan oleh sang penemu yaitu Dr. Rosukon Poompanvong, tetapi diberikan secara gratis agar dapat dimanfaatkan secara luas untuk kesejahteraan masyarakat. 

Foto bersama relawan ekoenzim




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline