Elang begitu lah aku menyebutnya
Terbang tinggi diatas awan
Meliuk-liuk mengarungi samudera
Aku menyebut diriku Elang
Tapi masih belum bisa terbang
Elang yang terlilit akar pohon rindang
Tersadar setiap pagi hingga petang
Tapi aku berusaha mematuk akar yang mengekang
Tak peduli paruh ku retak hingga patah tulang
Yang terpenting elang bisa terbang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H