Lihat ke Halaman Asli

Tegang Nih Yee...

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By: O. Solihin

Ogi duduk manis di barisan kursi yang tertata rapi sambil menunggu giliran dipanggil namanya oleh petugas loket pembayaran rekening listrik. Kebetulan Ogi sekolah siang hari. Jadi pagi-pagi udah bisa ngantri untuk bayar tagihan listrik. Ogi dapet nomor antrian 99. Sementara yang sedang dipanggil adalah nomor 50. Jadi masih cukup lama nungguin. Daripada bengong, Ogi baca buku kesayangannya. Sebuah komik. Tapi Ogi nggak mau tahu. Ia nggak pernah jaim. Pokoknya, kalo emang suka ya ia bakalan baca. Komik yang sedang Ogi baca adalah Kobo Chan. Hihihi.. udah segede gitu masih baca komik anak-anak.

“Geser tempat duduknya dong!” seorang bapak dengan asap mengepul dari dalam mulutnya. Jari tangannya menjepit sebatang rokok merek terkenal.

“Hhh.. nggak sopan. Bau naga lagi!” Ogi ngedumel dalam hati. Tapi ia tetap menggeser posisi duduknya untuk memberi ruang kosong kepada si bapak tersebut.

“Kamu kok nggak sekolah, malas sekolah ya? Jangan malas, negeri ini masih butuh banyak orang pinter” si bapak dengan kumis tebel melintang di atas bibirnya ini tiba-tiba nyeramahin Ogi.

“Maaf ya, Pak, tolong matikan dulu rokoknya. Ini kan tempat umum,” Ogi tiba-tiba bersuara dan mengagetkan si bapak tersebut. Tapi rupanya si bapak nggak terima. Matanya mendelik kayak mo keluar.

“Kamu tahu apa soal peraturan. Merokok hak saya. Mau apa kamu? Mau nantangin saya ya?” si bapak sewot sambil berdiri kacak pinggang. Ogi diam saja.

“Kamu merasa tersinggung ya saya ceramahin?” si bapak melotot. Kumisnya bergerak-gerak kayak ulet bulu saat dia ngomong. Matanya merah.

“Maaf Pak. Bukan saya marah atau saya nggak suka diceramahin sama bapak…” Ogi nggak ngelanjutin omongannya karena keburu dipotong sama si bapak berwajah garang bin sangar itu.

“Oohh.. jadi kamu bisa ngelawan juga ya. Kamu melawan orangtua ya?” cecar si bapak sambil menarik kerah baju Ogi. Orang-orang di sekitar yang awalnya cuek jadi panik dan segera melerai perselisihan itu.

“Sabar pak, sabar!” orang-orang nasihati si bapak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline