Lihat ke Halaman Asli

“Senyap” Senyap di Academy Awards 2016

Diperbarui: 22 Januari 2016   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Senyap atau The look of Silence (2014), menjadi nominator di Oscar 2016 kategori Best Documentary Film (Wiki)"][/caption]

Academy Awards atau lebih dikenal sebagai Piala Oscar adalah sebuah penghargaan bergengsi  untuk para insan perfilman dunia. Sebagai penghargaan film tertua, Oscar menjadi sebuah penyempurna catatan insan perfilman, mulai dari karya film hingga para pelakon, mulai dari aktor/aktris utama, aktor/aktris pendukung, sutradara, hingga kostum/tata rias. Tak ayal, dari ribuan bahkan puluhan ribu film-film yang diproduksi setiap tahunnya, hanya beberapa film berkelas wahid yang mampu menjadi nominator di ajang ini.

Untuk Oscar tahun ini, 2016, yang akan dihelat pada 28 Febuari 2016, ada beberapa kejutan menarik. Leonardo Di Caprio kembali menjadi nominator, setelah berakting dengan hebat di film terbarunya, The Revenant (2015). Leonardo mendapatkan nominasi best actor, dan berharap bisa mengakhiri jinx dimana dalam lima kali kesempatan sebelumnya, Leonardo selalu gagal meraih Piala Oscar. Kejutan yang paling menarik tentunya adalah terpilihnya Film yang berlatar Indonesia, menjadi salah satu nominasi di Oscar. Disutradarai Joshua Oppenheimer, film berjudul The Look of Silence atau Senyap menjadi nominator di kategori Best Documenter Film. Seperti judulnya yang bernama Senyap, berita tentang film ini menjadi nominasi di Academy Awards juga terbilang senyap, nyaris tanpa kabar di rana publik Indonesia yang lebih dihebohkan akan kejadian teror di Sarina dan pergolakan politik. So, bagaimana peluang film “Senyap”  untuk menang di Oscar kali ini? Cukup besar.

Senyap : Membuka Luka Lama, Namun Melegakan Kesesakan yang Tak Terungkap.

The Look of Silence atau Senyap (2014) seringkali dianggap sebagai sekuel dari Film dokumenter The Act of Killing atau Jagal (2012), yang masih bertemakan bagaimana “genosida" oknum yang disinyalir sebagai PKI yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965. Berbeda dengan Jagal (2012) dimana lebih memperlihatkan Anwar Congo dan rekan-rekannya melakukan rekonstruksi pembantaian yang mereka lakukan, pada film Senyap (2014) justru menggambarkan sosok Adi yang dipertemukan dengan orang yang membunuh Kakaknya. Kakak Adi adalah satu dari ribuan nyawa yang dihabisi karena dituduh sebagai antek-antek PKI pada masa tersebut.

Film dimulai dari Josua mewawancarai Adi dan keluarganya lalu mewawancari para eksekutor “antek-antek PKI” di sungai Ular, . Di akhir film, Adi dipertemukan dengan keluarga eksekutor kakaknya. Momen tersebut menjadi momen yang paling mengharukan dimana Adi menerima semua kejadian dan menerima permintaan maaf keluarga eksekutor, dan si eksekutor sendiri. Pertemuan yang membuka luka lama, namun memberikan kelegaan atas kesesakan yang selama ini ada dalam diri Adi, kesesakan mengingat kisah yang sudah puluhan tahun terjadi namun tak pernah mendapatkan pengakuan atau penjelasan apapun dari eksekutor maupun pihak yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Tak Ayal, seperti judulnya, Senyap (2014), tak ada yang bisa dikatakan selain hanya terdiam dalam keheningan. Film Senyap (2014) melengkapi kisah Jagal (2012) yang bercerita tentang tahun 1965, dimana terjadi pembantaian oleh rakyat dikarenakan dituduh sebagai PKI atau antek-antek PKI. Ratusan ribu bahkan jutaan nyawa dibantai oleh orang-orang yang menamakan dirinya sebagai pahlawan. Menyedihkan.

Seperti judulnya, Senyap atau The Look of Silence(2016) juga senyap dari pemberitaan media. Publikasinya juga terbatas, tidak sebebas film-film lainnya, dan beritanya menjadi nominasi Oscar 2016 juga senyap. Semoga, Senyap (2014) juga senyap-senyap malah menjadi pemenang di Oscar 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline