Lihat ke Halaman Asli

Ironi Amstrong dan Eusebio

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kolom Daniel Oslanto, “tribute to Eusebio”

Ironi Amstrong dan Eusebio

Saya tergelitik saat menonton film Bollywood, “3 Idiots”, di momen Viru Shahastrabuddy alias Virus bertanya kepada mahasiswanya, “Siapakah manusia yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan? Semua menjawab, “Neil Amstrong." Virus melanjutkan pertanyaannya. Siapa yang kedua? Tak ada yang mampu menjawab, dan dia menutup pembicaraan dengan mengatakan orang tidak mengenang yang kedua. So, Jadilah yang terbaik dan yang pertama.

Nama Eusebio memang kalah populer dibandingkan dengan Pele, Maradona, Messi atau Christiano Ronaldo. Namun sebagai seorang penikmat sepakbola dan sejarahnya, nama Eusebio bukanlah nama yang asing. Mengingat nama Eusebio, maka memori mencoba mereka-reka segelumit kejadian di perempat final Piala Dunia 1966, saat Portugal, debutan Piala Dunia sudah tertinggal 0-3 dari Korea Utara di babak pertama. Dan nama Eusebio menjadi penyihir yang membalikkan keadaan untuk keunggulan Portugal 5-3 di babak kedua dengan torehan empat golnya. Mengakhiri turnamen Piala Dunia dengan torehan sembilan gol di Piala Dunia yang dimenangkan Inggris tersebut, yang membuatnya diganjar Top scorer. Ya, Eusebio, peraih gelar topskor piala dunia 1966, pemain terbaik Eropa 1965, membawa Benfica juara Liga Champions 1961/1962, pencetak gol terbanyak Liga Portugal selama sembilan tahun dari1964 hingga 1973.

Well, itu semua tidak akan cukup untuk meyakinkan semua penulis buku, majalah, tabloid, reporter, atau pundit meyakini bahwa Eusebio adalah seorang legenda besar yang ada dalam dunia sepakbola. Contoh sederhana, berapa banyak buku pelajaran olahraga yang memuat nama Eusebio sebagai salah satu legenda sepakbola dalam salah satu bacaannya? Berapa banyak buku atau majalah atau tabloid olahraga terutama sepakbola yang menyisihkan satu halamannya untuk membahas Eusebio dan pencapaiannya? Hmm, rasanya nama Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo dan kisah hidupnya lebih menjual ketimbang nama Eusebio.

Tak sedikit juga yang meyakini bahwa Pele dan Maradona adalah pemain terbaik sepakbola sepanjang masa. Seolah lupa bahwa nama seperti Lev Yashin, Perenc Puskas, atau Gerrad Muller adalah legenda yang tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Tak ayal, kepergian Eusebio pada 5 januari 2014 meninggalkan dunia ini membuat dunia sepakbola berduka, dan mencoba untuk mengenangnya dua tiga hari, membahas pencapaiannya dalam beberapa hari, kemudian melupakannya. Habis cerita. Ironis memang, tetapi itulah yang terjadi.

Neil Amstrong mencatatkan diri dalam sejarah sebagai manusia yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan. Terlepas dari kontroversi dari dipertanyakan keabsahan peristiwa tersebut hingga saat ini, namun hingga saat saya duduk di bangku perguruan tinggi beberapa tahun lalu, saya menemukan nama Neil Amstrong sebagai manusia yang pertama kali mendaratkan kaki di bulan pada buku pelajaran Sejarah milik keponakan saya. Italia sedang tertekan atau lawan yang bersimpati atas ancaman Mussolini di tahun 1934, membawa Italia sebagai juara di Piala Dunia. Inggris yang mengebiri Portugal, sang debutan dengan Eusebionya di semifinal dengan perubahan venue pertandingan tetap dikenang sebagai juara dunia 1966. Francis yang dituduh “sengaja” membuat Ronaldo terkena penyakit misterius sebelum final Piala dunia 1998 tetaplah dianggap sebagai juara dunia. Ya, mereka semua menjadi yang terbaik, yang pertama, yang dikenang, sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Eusebio bersama dengan Portugal, sekalipun sukses besar di level klub. Untuk kali ini, saya setuju dengan seorang dosen saya semasa kuliah dan sosok Virus yang ada di film “3 Idiot”. Whatever you are, be the best one. Jadilah yang pertama atau terbaik di dunia.

Akhir kata, Adeus, Eusebio!

Daniel Oslanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline