Lihat ke Halaman Asli

Oskar Ndena Nggaba

PENULIS PEMULA DARI PAPONGGU

David Melo Wadu, ST: Berbicara Pariwisata, Kita Berbicara Masa Depan Sumba Timur

Diperbarui: 15 Maret 2023   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Workshop on Developmen of SMEs In Eastren Indonesia bersam Team ISD dan ERIA (David Melo Wadu, ST)

SUMBA TIMUR - Sumba Timur menjadi pusat perhatian Nasional dan Internasional saat ini dengan begitu banyaknya potensi alam kita, seperti Bukit-bukit yang indah, pantai, air terjun dan budaya, serta kain tenun tradisional Sumba Timur. 

Hal ini dapat dimaksimalkan dengan sinergitas semua elemen baik pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat itu sendiri. 

Begitulah yang disampaikan oleh Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, ST saat berkesempatan membuka kegiatan Workshop on Developmen of SMEs In Eastren Indonesia "REFLEKSI PENGEMBANGAN UMKM KAIN TENUN SUMBA TIMUR" yang dilaksanakan oleh ISD dan ERIA (economic Research Institute for ASEAN and East Asia) dengan sebagai pemateri dan inisiator Ibu. 

Menurut Wakil Bupati Sumba Timur itu, Ia sangat tertarik ketika berbicara tentang tenun Sumba Timur, karena ini mengingatkan diri nya masih menjadi seorang penjual kain di Pulau Bali demi bertahan hidup dan mencukupi biaya kuliah dan ini bukan hal yang baru kain tenun Sumba Timur bagi dirinya. 

Untuk saat ini, kain tenun Sumba Timur sudah menjadi salah satu produk budaya yang sudah banyak diminati oleh banyak orang dan kalangan, baik dari Negara kita Indonesia dan diluar negeri.

Oleh karena itu, David Melo Wadu perlu membahasnya dengan baik dan melibatkan semua elemen untuk mengembangkan UMKM kain Tenun Sumba Timur Karena salah satu kekuatan dalam pariwisata adalah kain tenun Sumba Timur yang sudah mendunia. 

Banyak peluang yang bisa kita dapatkan lewat UMKM Tenun Ikat tersebut, dalam segi pariwisata yang tentunya menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Namun semua itu harus dibekali dengan Sumber daya manusia yang baik juga. 

Sebagai contoh, dalam hal memproduksi kain, cara pemasaran, serta cara memberikan penjelasan setiap makna kain kepada sang pembeli, ini juga menjadi catatan penting sehingga perlu di bekali pengetahuan tersebut melalui tulisan atau materi tentang setiap makna pada kain. 

Kelemahan saat ini minimnya keinginan anak-anak muda kita untuk melanjutkan tradisi menenun. butuh waktu dengan 42 tahapan sampai selesai. Maraknya penggunaan pewarna buatan pada kain sumba membuat harga bervariasi. 

Ancaman perlu kita sadari saat ini sudah ada banyak motif sumba yang di cetak dengan mesin oleh daerah lain. Ini tentu menjadi ancaman kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline