Seorang guru memberi tugas kepada ketujuh muridnya tentang pandangan mereka terkait Tuhan dan Iblis. Lalu sang guru memberikan dua lembar kertas kepada para muridnya.
Ketujuh muridnya begitu antusias menuliskan hal yang mereka ketahui tentang kedua sosok tersebut.
Murid pertama dan kedua asik menulis perihal cinta Tuhan yang terbentang tanpa batas waktu dan si iblis yang kerap menawarkan gemerlap dunia yang menyilaukan mata.
Murid ketiga dan keempat asik menulis tentang Tuhan yang begitu pengasih dan penyayang serta iblis sebagai sosok yang serem, ganas, dan penghasut terjahat di jagat.
Murid kelima asik menulis tentang Tuhan sebagai pemegang kuasa tertinggi kerajaan surga dan iblis sebagai penguasa tertinggi neraka.
Sementara murid keenam hanya menatap kedua lembaran yang diberikan oleh sang guru. Kertasnya terlihat tanpa sedikitpun coretan. Hal itu membuat sang guru merasa heran dan bingung kepada murid keenam.
Sang guru akhirnya bertanya kepada si murid, " mengapa engkau tidak menuliskan apapun di kedua lembaran itu?" Si murid hanya tersenyum.
Melihat tingkah murid keenam sang guru memberikan arahan kepada para muridnya untuk segera menyelesaikan tugasnya karena sebentar lagi waktunya akan habis.
Murid pertama sampai kelima mengumpulkan tugas yang diberikan oleh sang guru. Sedangkan murid yang ketujuh masih asik menulis pandangannya tentang Tuhan. Sang guru menyuruh murid ketujuh untuk segera mengumpulkan tugasnya karena waktu telah habis.
Si murid ketujuh akhirnya mengumpulkan tugasnya pada sang guru. Sang guru begitu kaget karena lembaran sang murid hanya berisi tentang Tuhan dan hanya Tuhan.
Sang guru lalu bertanya,"muridku mengapa engkau hanya menulis tentang Tuhan. Bukankah aku menyuruhmu untuk menulis tentang Tuhan dan iblis ?"
Sang murid menjawab," bukankah aku sudah menuliskan tentang iblis sesuai arahan guru? Coba guru lihat dibagian akhir dari tulisanku."
Sang guru begitu terharu melihat apa yang ditulis sang murid, " SAYA TIDAK MEMILIKI WAKTU UNTUK IBLIS" Tulisan itu membuat Sang guru meneteskan air matanya lalu memeluk si murid ketujuh sembari berkata,"berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya"
Tinggalah si murid keenam. Sang guru masih heran dengan tingkah murid keenam. Kertasnya tidak menulis apapun. Sang guru akhirnya meminta sang murid untuk menghadap kepadanya.
Katanya, " wahai muridku mengapa kertasmu masih terlihat kosong. Apakah engkau tidak tahu tentang kedua sosok itu?
Sang murid lagi lagi tersenyum lalu menepuk bahu sang guru, " guru ... bagaimana aku bisa menulis tentang Tuhan dan iblis sementara aku belum pernah melihat kedua sosok itu"
Sang guru sejenak terdiam. Ia pun menyuruh sang murid untuk menutup matanya dan meminta fokus pada apa yang akan diucapnya. Sang guru kemudian mengucapkan kata Tuhan secara perlahan sebanyak tiga kali lalu kata iblis sebanyak dua kali.
Kemudian sang guru meminta sang murid untuk membuka matanya lalu bertanya pada murid keenam, " muridku apakah engkau sudah bisa mendeskripsikan tentang kedua sosok itu?"
Dengan sigap sang murid menjawab "sudah guruku, aku akan menulis tentang Tuhan dan Iblis pada kedua lembaran yang telah guru berikan"
Sang guru sangat bersukacita atas hal itu. Dan memberikan kesempatan kepada sang murid keenam.
Murid keenam terlihat begitu berbahagia saat menulis tentang Tuhan pada lembaran pertamanya.