Lihat ke Halaman Asli

Yosep Mau

Debeo Amare

Di Manakah Sejatinya Ruang Publik?

Diperbarui: 17 Juli 2022   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kumparan.com

Untuk mencermati seperti apa ruang publik, maka kita perlu mengetahui konsep dari ruang dan publik itu sendiriRuang adalah bagian yang tak terpisahkkan dari makhluk hidup khususnya manusia. 

Publikdalam KBBI merujuk pada kata benda (n), orang banyak atau umum. Ruang publik berarti kesatuan dari banyak manusia dalam satu tempat tertentu. Konsep ini ingin menyadarkan manusia bahwa  di dalam dirinya terdapat potensi untuk dieksplorasi melalui ruang atau tempat di mana dia berada. Sehingga ruang, yang dimengerti di sini, tidak semata-mata sebuah konsep atau ide belaka tetapi realitas. 

Realitas ruang menggambarkan manusia ada dengan dirinya dan berekplorasi sedemikian rupa untuk menghadirkan manusia lain yang akan menjadi teman, sahabat, hingga  komunitas besar yang disebut masyarakat.  

Hal ini ingin menggambarkan adanya suatu aktivitas dalam kehidupan. Memang perlu disadari, dewasa ini masyarakat memahami ruang publik hanya pada sebatas tempat wisata atau umum yang dapat diketahui begitu banyak orang. Sedangkan diskursus yang integral tentang ruang publik sering dilupakan. 

Oleh sebab itu sah-sah saja, bila ruang publik diartikan sebagai regional atau wilayah tertentu dari sudut pandang panorama wisata. Mengapa? karena di sanalah terdapat kumpulan orang-orang berkumpul menikmati indahnya suasana lingkungan sekitar. Yang dilupakana adalah eksistensi ruang publik yang sejatinya. Kemudian munculah pertanyaan terkait "di mana sejatinya ruang publik?"

Mari kita belajar satu konsep sederhana dari Jurgen Hubermas. Hubermas menekankan ruang publik yang mengedepankan tindakan komunikatif dan demokrasi. 

Artinya, segala sesuatu yang dieksplorasi di dalam suatu ruangan tertentu, tidak dilakukan berdasarkan individualitas, melainkan atas dasar kebersamaan. 

Ia mengatakan bahwa "interaksi komunikatif " dengan adanya saling pengertian hanya merupakan tindakan penakhlukan. Sistem ini menjunjung tinggi sosialitas manusia yang real. Bahwa sejatinya ruang publik berada pada titik kesadaran manusia untuk berkomunikasi dan bersosialitas dengan sesamanya tanpa mengenal region atau wilayah di mana dia berdiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline