Lihat ke Halaman Asli

Yosep Mau

Debeo Amare

Ada yang Harus Dikenang

Diperbarui: 31 Desember 2020   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi pribadi)

Setelah melepas masa penantian dalam kerinduan selama empat pekan di masa adven, tibalah saat-saat yang dinanti kelahiran "Sang Raja Damai" Emanuel nama-Nya. Lagu-lagu natal diperdendangkan di mana-mana, lampu kedap-kedip dipasang, gua ataupun kandang natal dibuat sesuai kreativitas masing-masing anggota keluarga dan komunitas. Semua itu terlampau indah dari Gereja universal sampai kepada Gereja Domestica (keluarga), merayakan kelahiran sang juru selamat.

(Dokumentasi pribadi)

Natal sudah menjadi perayaan tahunan tetapi tidak pernah jauh dari kebosanan iman. Karena disetiap peristiwa tahunan melahirkan makna baru yang belum terpecahkan dari kerinduan dan harapan umat manusia. Natal bukan tentang siapa yang merayakan tetapi lebih kepada sukacita bersama. Semua umat manusia diajak untuk bersama-sama bersukacita karena kelahiran Sang Juru Selamat. Oleh sebab itu salam damai natal tidak berhenti pada aku yang merayakan, tetapi padamu, kita dan dunia.

Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tahun ini, dunia dilanda pandemi covid-19. Ada begitu banyak korban jiwa, di setiap negara yang terlihat begitu menakutkan, menyedihkan sampai-sampai orang bertanya "akankah populasi manusia berakhir ditahun ini?"

Seminggu berselang dalam balutan sukacita natal, dunia kembali mengenang waktu dan saat-saat pertama dan terakhir dalam tahun. Ada kisah-kisah yang tidak dapat diungkapkan dalam satu hari selain mengenang memoar-memoar suka dan duka. Hari ini, kamis terakhir dalam genggaman 2020, banyak kata terucap maaf untuk satu tahun yang telah berlalu, banyak doa penuh harapan teruntuk tahun yang akan datang dan teriring salam padamu semua yang telah berpulang akibat pandemi.

Tahun yang lalu akan semakin jauh dari hidup kita - tahun yang baru akan semakin menantang segala keinginan kita. Kini, tinggal saatnya kita menempatkan diri untuk berselancar pada waktu yang baru dengan pengalaman masa silam. Penuh optimisme dan harapan adalah satu-satunya jembatan menuju perubahan. 

2021 telah di depan mata dengan segala harap dan janji teruntuk luka dan duka yang masih membekas. Perselisihan antar golongan, politik, ekonomi sampai pada korupsi yang merugikan negara telah menjadi akar ketimpangan bagi bangsa dan negara di masa pandemi. Kini, saatnya kita membuka lembaran baru, dengan hati yang baru. biarkan tahun lama beranjak membawa keegoisan dan kerakusan kita, biarkan dia pergi membawa duka pandemi dan mengembalikan kita pada dunia normal yang kita harapkan....

Selamat Jalan 2020 ..... Selamat Datang Sobat 2021....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline