Lihat ke Halaman Asli

Haruskah Dilakukan Penyensoran terhadap Media Sosial Karena Kritikan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_147220" align="alignnone" width="631" caption="Kebebasan berbicara di Internet (gambar: http://pulutduapinggan.blogspot.com/2011/05/free-speech-ape-tuh.html)"][/caption]

Menurut Wikipedia, Kebebasan berbicara dalam Bahasa Inggris: Freedom of speech adalah kebebasan yang mengacu pada sebuah hak untuk berbicara secara bebas tanpa adanya tindakan sensor atau pembatasan akan tetapi dalam hal ini tidak termasuk dalam hal untuk menyebarkan kebencian. dapat diidentikan dengan istilah kebebasan berekspresi yang kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan bukan hanya kepada kebebasan berbicara lisan, akan tetapi, pada tindakan pencarian, penerimaan dan bagian dari informasi atau ide apapun yang sedang dipergunakan. walaupun Kebebasan berbicara dan kebebasan berekspresi yang terkait erat dengan sebuah kebebasan, namun berbeda dan tidak terkait dengan konsep kebebasan berpikir atau kebebasan hati nurani.

Penyensoran adalah tekanan terhadap kebebasan berbicara atau pemberangusan terhadap materi komunikasi yang dinilai bertentangan, mencederai, sensitif, atau tak nyaman bagi pemerintah atau organisasi media yang ditetapkan oleh suatu badan sensor.

Jika kita lihat arti kedua di atas dan hubungkan dengan Keadaaan saat ini, dimana di beberapa Negara telah menangkap beberapa aktivis Blogger serta melakukan penyensoran terhadap Media sosial, seperti di India, baru-baru ini Pemerintah India sedang meminta terhadap Perusahaan tenology terbesar yaitu Google, Yahoo, Facebook, Twiiter, Microsoft dll, Mereka meminta beberapa perusahaan itu untuk meyensor atau menghapus konten kritikan, Pemerintah India telah meminta Google, Microsoft, Yahoo, dan Facebook untuk menghapus konten-konten yang meremehkan dan memfitnah politisi. Konten yang memfitnah dan meremehkan tersebut harus otomatis terhapus sebelum online ke internet.

Pada Kasus India tersebut, di Mulai dengan Kritikan para pemakai Media sosial terhadap pemerintah dan menhujat para Politisi setempat, Namun, pada kasus ini kita merasa janggal dan saya sendiri tidak suka dengan tindakan Pemerintah India yang secara cepat bertindak ingin menghapus Konten Kritikan atau bisa di katakan Penyensoran hanya karena sebuah kritikan.

Kasus yang lain yang sempat membuat Dunia Internasional memperhatikannya, karena kejamnya Hukuman  kejahatan komputer di Thailand , Diman Seorang Wanita Thailand Menghadapi ancaman hukuman penjara 20 tahun karena dia gagal menghapus komentar kritis tentang monarki Thailand di website-nya, Waniata tersebut bernama Chiranuch Premchaiporn dan waktu itu telah berubah menjadi sorotan internasional karena hukum Kejahatan Komputer Thailand yang Kejam.

Bahkan pada kasus serupa, dimana para pemakai Facebook di Thailand yang melakukan Share di Facebook akan di kenai penjara tau hukuman. Dan Pemerintah Thailand telah menghubungi Facebook untuk meminta penghapusan halaman yang lebih dari 10.000 , dimana pada halaman tersebut Mereka anggap telah melakukan  pencemaran nama baik keluarga kerajaan negara itu. Dan paling kejamnya Hukuman Negara tersebut, dimana Pemerintah setempat mengeluarkan penyataan sbb:

Setiap pengguna yang tidak menghapus mungkinkan risiko dituntut berdasarkan Undang-Undang Kejahatan Komputer, karena mereka  terlihat seperti memiliki peran dalam menyebarkan pesan yang tidak langsung telah melanggar hukum.

Pemerintah Thailand disini sepertinya mencoba membungkamkan dan melakukan kontrol tehadap rakyatnya, bahkan Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Thailand  telah ditutup puluhan ribu situs dan halaman website, Dengan alasan yang tidak masuk akal yaitu Keamanan Nasional. Bahkan dalam Kasus ini, Para wartawan di Thailand mengatakan merasa takut untuk membuat berita tentang Penyensoran internet.

Blogger Di berbagai negara saat ini sudah sangat banyak di tangkap,dan mereka di tangkap dengan tuduhan karena mengkritik dan menghasut para pemimpinnya,dan saat ini begitu banyak Negara yang membatasi kebebasan Online dan selama periode ini di mana sejumlah negara telah sangat aktif dalam membatasi secara online komentar dalam suatu bentuk atau lainnya.

Diantara Blogger yang ditangkap adalah sebagai berikut:

Alaa Abd El Fattah (Mesir) Maikel Nabil (Egytp) Razan Ghazzawi (Suriah) Nguyen Tien Trung (Vietnam) Chiranuch Premchaiporn (Thailand) Yoani Sanchez (Kuba)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline