Pengalaman hampir tersesat di Bandara Barcelona ketika jam sudah hampir menunjuk angka 10 malam membuat saya berpikir bahwa kalau bandara internasional kelas 1 saja ternyata jaraknya cukup jauh dari pusat kota, apalagi bandara kelas 2. Pasti lebih jauh, begitu logika saya. Dan logika itu terbukti benar ketika saya harus terbang naik Ryanair dari Bandara Girona. Benarlah bahwa Bandara Girona ternyata hampir 2 jam perjalanan naik bis dari Barcelona. Pesawat Ryanair yang saya tumpangi adalah rute Barcelona - Roma. Jangan lihat kotanya, karena bandaranya sebenarnya adalah bandara kelas 2 untuk low cost carrier, jadi nama bandaranya tidak terlalu terkenal. Rutenya adalah terbang dari Bandara Girona Barcelona dan mendarat di Bandara Ciampino Roma. Nah, saat saya masih di dalam pesawat saya terus berpikir nanti akan naik apa kalau ingin ke Roma dari Bandara Ciampino. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Bandara Ciampino itu pasti jauh dari Roma, Cuma pertanyaannya bagaimana saya bisa mencapai Roma dari Ciampino? Kalau harus naik taksi jangan-jangan ongkos argonya mahal sekali. Mengisi waktu, saya mulai membaca majalah Ryanair yang ada di kursi kabin pesawat. Lembar demi lembar sudah saya baca dan tiba-tiba mata saya terhenti pada sebuah halaman majalah yang menginformasikan adanya kerjasama antara Ryanair dengan salah satu perusahaan travel di Bandara Ciampino, namanya Terravision. Kata artikel itu, kalau kita membeli tiket dalam pesawat akan ada potongan harga plus mendapat segelas kopi gratis. Harga tiketnya adalah 8 Euro. Saya kemudian berpikir, daripada harus menghabiskan waktu dengan tanya sana-sini untuk mendapatkan angkutan ke Roma lebih baik pilih yang pasti-pasti saja. Waktu lebih baik digunakan untuk jalan-jalan di Roma nanti. Akhirnya saya putuskan untuk membeli saja tiket bis Terravision itu. Saya panggil pramugarinya dan saya sampaikan bahwa saya ingin membeli 1 tiket bis ke Roma. Akhirnya saya diberi selembar tiket plus kupon untuk mendapatkan secangkir kopi ekspresso di Termini Station Roma saat bisnya sampai nanti. Demikianlah, akhirnya pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Ciampino. Benar dugaan saya, bandaranya cukup kecil mungkin sama seperti Bandara Sepinggan Balikapapan. Takut ketinggalan bis, saya segera keluar dari bangunan bandara dan segera mencari-cari di mana letak bis Terravision itu. Ternyata tidak sulit mencarinya, bis dengan warna putih dan pink itu itu sama persis dengan yang sudah diceritakan di majalah Ryanair tadi. [caption id="attachment_119925" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi pribadi"][/caption] Saya akhirnya mendekati bis tersebut dan melihat ada petugas cewek membawa peralatan PDA untuk memeriksa tiket atau untuk melayani pembelian tiket dengan pembayaran menggunakan kartu kredit. Setelah bertanya-tanya saya serahkan tiket saya lalu dia pindai dengan menggunakan PA-nya dan kemudian ditukar dengan selembar tiket. Tiket kemudian saya bawa masuk ke dalam bis dan saya tunjukkan kepada sopirnya yang kemudian merobek tiket tersebut. Dan saya kemudian mendapatkan kursi bersebelahan dengan seorang cewek bule, entah dari mana asalnya. Yang jelas bau badannya menunjukkan kalau dia belum sempat mandi sebelum terbang pada pagi itu he...he... Saya pikir ini salah satu kerjasama yang bagus antara pihak maskapai penerbangan dengan pihak angkutan travel. Dengan cara seperti ini, penumpang juga tidak perlu menghabiskan waktu untuk antre atau mencari-cari angkutan travel atau taksi yang dibutuhkannya. Entah, hal seperti ini sudah diterapkan di Indonesia atau belum ya?! (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 30 Juni 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H