Lihat ke Halaman Asli

L’histoire se Repete-20: Bill Clinton dan Silsilah Manusia Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_193118" align="alignleft" width="230" caption="Bill Clinton (sumber:http://terselubung.blogspot.com/2010/03/organisasi-rahasia-bilderberg-group.html)"][/caption] Dalam serial sebelumnya yang berjudul "Sangkan Paraning Dumadi" saya coba merekonstruksi asal muasal manusia Indonesia berdasarkan teori-teori lama yang berkembang mengenai topik ini. Saya pikir ini penting karena seringkali masa lalu banyak menyumbangkan pengaruhnya ke masa kini. Kalau sekarang banyak tawuran antar kampung, banyak demo-demo yang berakhir anarkis dan banyak pejabat yang menelantarkan rakyatnya, siapa tahu itu memang sudah lumrah terjadi di masa lalu. Jadi jangan lewatkan setiap edisi dalam serial ini ya.Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa hubungannya Bill Clinton dengan silsilah manusia Indonesia ? Apakah kita masih satu "saudara" dengan Bill Clinton ? Sayangnya bukan itu maksud saya he..he... Ceritanya begini. Saat Bill Clinton menjadi presiden AS, dia sempat meluncurkan sebuah proyek ilmiah yang dinamai Human Genome Project. Tony Blair tampaknya nggak mau kalah, Inggris juga meluncurkan proyek ilmiah yang sama, dinamainya Celera Genomics. Bulan Juni 2000, mereka berdua secara bersama-sama mengumumkan sudah menyelesaikan rancangan (draft) sekuen proyek ilmiah mereka yang pada dasarnya bertujuan untuk menguraikan urutan nukleotida genom manusia yang merupakan cetak biru pembawa sifat kita sebagai manusia. Pengumuman proyek ilmiah ini memacu proyek-proyek ilmiah pendukung seperti International HapMap Project yang bertujuan memetakan titik-titik di mana genome manusia bisa berada. Demikian pula ada proyek Encode (Encyclopedia of DNA Elements) untuk mengidentifikasi setiap fungsi elemen dalam genome manusia. Dunia ilmiah bidang biomolekuler dan genetika sangat bergairah karenanya. Awal tahun 2001 Bill Clinton dan Tony Blair mengumumkan telah selesainya konsep pertama dari peta urutan nukleotida genom manusia. Dengan ini, tahap pertama proyek genom ini dinyatakan telah selesai. Apa hubungannya dengan Indonesia ?! [caption id="attachment_193121" align="aligncenter" width="300" caption="Prof. dr. Sangkot Marzuki Phd (sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/04/sangkot-marzuki-the-brilliant-professor-behind-eijkman.html)"][/caption] Untungnya Indonesia memiliki seorang ahli yang banyak terlibat dalam penelitian di proyek genom ini, dia memiliki reputasi internasional dalam bidang biomolekuler. Dan saya perkenalkan kepada Anda, namanya adalah Prof. Dr. Sangkot Marzuki Phd. Saat mempelajari semua literatur entah cetak maupun di dunia internet yang berhubungan dengan asal mula manusia Indonesia, nama beliau selalu disebut-sebut selama 10 tahun belakangan ini. Saya akan coba merekonstruksikan hipotesis terbaru manusia Indonesia berdasarkan ilmu genetika terbaru yang dipublikasikan oleh Sangkot Marzuki pada tahun 2001 dan tahun 2009. Kombinasi dengan hasil penelitian terbaru di bidang arkeologis oleh ahli-ahli arkeologis Indonesia saya akan coba membuat rekonstruksi baru. Coba bandingkan teori ini dengan teori-teori sebelumnya di serial sebelumnya ya. Secara arkeologis, berkembang sebuah teori yang bernama "Teori Multi Regional". Teori ini berpendapat bahwa semua jenis Homo Erectus (manusia berdiri tegak) berasal dari Afrika. Pertama kali mereka meninggalkan Afrika sekitar 1,7 juta tahun yang lalu. Mereka menyebar lalu menetap di beberapa tempat dan kemudian menghasilkan manusia modern yang kita kenal sebagai Homo Sapiens. Homo Erectus di Indonesia ada beberapa jenis, ada Meganthropus Palaejavanicus (fosilnya ditemukan di Sangiran), Pithecantropus Erectus dan Pithecantropus Robustus (fosilnya ditemukan di Trinil), Pithecantropus Dubius (ditemukan di Jetis) dan Pithecantropus Mojokertesis (ditemukan di Perning). Homo Sapiens di Indonesia juga ada beberapa jenis yang fosilnya sudah ditemukan, diantaranya adalah Homo Javanensis (ditemukan di Sambung Macam),   Homo Soloensis (ditemukan di Ngandong) dan Homo Wajakensis (ditemukan di Wajak). Ada teori yang lumayan terkenal yang muncul dari penelitian DNA, namanya "Out of Africa". Hipotesisnya adalah bahwa asal-usul manusia berasal dari Afrika. Awalnya adalah Homo Erectus yang sempat bermigrasi 1,7 juta tahun yang lalu. Kemudian mereka berevolusi menjadi manusia modern (homo sapiens) yang kemudian bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 200.000 - 100.000 tahun yang lalu. Tahun 2001, Prof. Sangkot mempublikasikan sebuah teori baru berdasarkan hasil penelitian dari proyek genom manusia Indonesia yang meneliti 800 DNA Mitokondria dari 26 populasi etnik di Indonesia. Hasilnya sangat mengejutkan karena berpotensi merombak teori lama yang saya tuliskan di serial sebelumnya itu. Ada teori lama yang bernama "Taiwan Homeland". Menurut teori tersebut kita berasal dari Yunnan yang kemudian bermigrasi ke selatan, termasuk ke Taiwan lalu melanjutkan migrasi ke selatan sampai kemudian tiba di Nusantara. Saya sudah menceritakan hal ini di serial sebelumnya kan ? [caption id="attachment_193122" align="aligncenter" width="300" caption="Suku Nias (sumber: http://www.indonesiamedia.com/2004/05/early/budaya/budaya-0504-bhinneka.htm)"][/caption] Ada yang unik dari hasil riset Prof. Sangkot, ternyata ada 3 besar populasi di Nusantara ini. Populasi pertama adalah Suku Nias yang membentuk kelompok sendiri. Populasi kedua adalah adalah yang berbahasa Papua, tersebar dari Alor sampai Papua. Populasi ketiga adalah populasi berbahasa Austronesia dan berciri fisik Mongoloid. Populasi ketiga ini terbagi atas 2 kelompok. Kelompok yang pertama melingkupi Suku Batak, Jawa, Minang dan Melayu. Kelompok yang kedua melingkupi Suku Sasak, Makassar, Bugis, Waingapu dan Sumbawa. Nah, berdasarkan hasil penelitian Prof. Sangkot ada hal menarik sehubungan dengan teori "Taiwan Homeland". Sekedar tahu, terdapat 3 sub-etnis di Taiwan, yaitu suku Paiwan, Atayal dan Tami. Berdasarkan penelitian DNA, ternyata benar bahwa ada kemiripan DNA antara Paiwan dan Tami dengan suku Toraja, lalu ada kemiripan antara Atayal dengan suku Jawa dan Tapanuli. [caption id="attachment_193124" align="aligncenter" width="231" caption="Suku Toraja (sumber: http://foto.detik.com/readfoto/2008/08/23/152447/993239/157/2/)"][/caption] Mengacu pada hasil penelitian DNA, ternyata kemiripan DNA Taiwan hanya terdapat pada suku Jawa dan Tapanuli di bagian barat dan pada suku Toraja di bagian timur, seakan ada sebuah pertanda bahwa ada populasi asli Indonesia berbahasa Austronesia di bagian tengah. Ada hipotesis dari Prof. Sangkot bahwa kemungkinan kelompok bagian tengah inilah yang asli berasal dari Paparan Sunda dan kemudian tenggelam oleh naiknya permukaan laut. Benarkah ? Teori ini belum berhenti sampai di sini. [caption id="attachment_193125" align="aligncenter" width="200" caption="Suku Jawa (sumber: http://handerswirharja.blogspot.com/2008/08/suku-jawa.html)"][/caption] Desember 2009, Prof. Sangkot mempublikasikan hasil riset yang dilakukan oleh lebih dari 90 ilmuwan dari konsorsium Pan-Asian SNP (Single-Nucleotida Polymorphism) dalam Human Genome Organization dengan meneliti 73 populasi etnik di 10 negara (terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, India, Cina, Jepang, Korea dan Taiwan). Terdapat 2.000 sampel dengan 50.000 marka (titik data) per sampel yang diteliti. Hasilnya ? 150.000 - 200.000 tahun yang lalu diduga manusia Homo Sapiens bermigrasi dari Afrika lalu menyusuri sepanjang pesisir selatan untuk pergi ke timur lalu mereka tinggal di Asia Tenggara (Paparan Sunda) sekitar 60.000 tahun yang lalu. Dari Asia Tenggara mereka kemudian bermigrasi menyebar ke utara. Riset menunjukkan bahwa hanya ada satu jalur utama saat manusia Homo Sapiens bermigrasi dari Afrika untuk pergi ke Asia. Jalur tersebut melalui Asia Tenggara, bukan melalui berbagai jalur migrasi (jalur utara dan selatan) seperti dalam teori migrasi yang saya tulis di serial sebelumnya. Malahan lebih jauh dari itu, hasil riset membantah teori Taiwan Homeland yang menyebutkan bahwa bangsa Asia Tenggara yang berbahasa Austronesia berasal dari Taiwan. Pernyataan tersebut didukung oleh bukti keanekaragaman genetik paling tinggi adalah di Indonesia lalu semakin ke utara populasi genetiknya semakin genetik. Jadi hipotesisnya adalah bukan Cina asal nenek moyang kita, tetapi nenek moyang kitalah yang menjadi nenek moyang Cina dan bangsa-bangsa Asia di sebelah utara. Prof. Sangkot belum bisa menjadikannya sebagai thesis karena riset lebih mendalam harus terus dilanjutkan untuk membuktikan hipotesis ini. Saya bukan seorang ahli arkeologi maupun biomolekuler, hanya seorang insinyur biasa yang kebetulan juga memiliki hobi menjadi penikmat sejarah. Dari teori-teori yang berkembang dan sesuai hasil riset terbaru di atas saya mengambil garis besar bahwa sebenarnya silsilah nenek moyang kita adalah dari Afrika. Mereka kemudian mengembara ke timur dan kemudian tinggal di Paparan Sahul atau kita kenal sebagai Asia Tenggara sekarang. Di sinilah kemungkinan Homo Sapiens itu berkembang menjadi ras asli Australomenasid (atau yang disebut teori Sarasin sebagai orang Vedda itu, lihat serial sebelumnya), Suku Nias (entah apa nama rasnya) dan Ras Mongoloid. Ras Australomenasid kemudian bermigrasi ke bagian timur Nusantara, tepatnya di Paparan Sahul sehingga kelak menjadi nenek moyang suku Papua, Maori, Aborigin dan bangsa-bangsa Polinesia di Pasifik. Suku Nias kemungkinan memang sudah ada di wilayahnya sejak dulu sampai sekarang. Sedangkan ras Mongoloid berkembang di Paparan Sunda. Saat permukaan air laut naik terjadilah penyebaran ras Mongolid ini ke daerah-daerah yang tidak tertutup air laut. Mereka ada yang tetap di Nusantara, sebagai nenek moyang manusia Indonesia. Mereka ada juga yang pergi ke utara menjadi nenek moyang negara-negara Asia di utara. Tentu saja tidak sesederhana itu. Ada pula kemungkinan kombinasi genetika karena perkawinan di antara ras yang ada di Nusantara. Seperti ditunjukkan di Pegunungan Sewu. Terdapat fosil berciri Australomenasid yang terkubur berdekatan dengan fosil berciri Mongoloid. Bisa jadi kombinasi-kombinasi seperti itulah yang menurunkan manusia Indonesia seperti kita-kita ini sekarang. Benar tidaknya rekonstruksi saya tersebut saya tidak berani menjaminnya, tapi paling tidak bukti-bukti ilmiah yang mutakhir berbicara seperti itu dan mungkin karena kemajuan riset bisa ditemukan fakta-fakta baru lagi. Hanya Tuhan yang tahu seperti apa tepatnya nenek moyang kita itu. Kalaupun rekonstruksi saya tersebut salah, kita bisa kembali pada teori lama yang masih diajarkan di sekolah-sekolah saat ini dan sudah saya terangkan di serial sebelum ini. Jadi itulah kita. Tidak salah kalau Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan kita, berbeda-beda tetapi tetap satu. Tidak salah kalau anjungan Indonesia di World Expo Shanghai 2010 mengambil tema "Indonesia: The Bio-diverse City". Dan tidak salah pula kalau walau berbeda-beda kita tetap bisa tinggal di wilayah ini bersama-sama. Jadi mulai mengertikah Anda kenapa menjadi presiden di Indonesia itu sangat-sangat sulit sekali ? Apalagi kalau hanya mengandalkan pencitraan belaka he..he... Sampai jumpa di tapak sejarah berikutnya. Sumber literatur: 1. Hubert Forestier, Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2007. 2. Bernard H.M. Vlekke, Nusantara: Sejarah Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2008. 3. http://kajiansejarahdunia.blogspot.com/2010/06/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.html 4. http://gantengin-jrg.blogspot.com/2008/12/asal-usul-nenek-moyang-indonesia.html 5. http://widjojodipo.wordpress.com/2010/01/21/656/ 6. http://ariesgoblog.wordpress.com/2010/05/16/manusia-purba-di-indonesia/ 7. http://korananakindonesia.wordpress.com/ 8. Aries Kelana, Dewi Sri Utami, dan Rita Triana Budiarti, Darah Suku Atayal di Tapanuli, Majalah Gatra Nomor 42, edisi 3 September 2001 9. http://www.gatra.com/2001-09-03/artikel.php?id=9481 10. http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=344 11. http://rindamiskandarmuda.mil.id/nenek-moyang-orang-asia-asalnya-asia-tenggara/ 12. http://sains.kompas.com/read/xml/2009/12/14/07384359/Afrika.Asal.Suku.Bangsa.Asia 13. http://sains.kompas.com/read/xml/2009/12/14/07384359/Afrika.Asal.Suku.Bangsa.Asia. 14. http://hpgl.stanford.edu/publications/Science_2001_v292_p1151.pdfD 15. http://hpgl.stanford.edu/publications/HM_2001_v17_p271.pdf 16. http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/content/short/msm187v1 (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 13 Juli 2010)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline