Lihat ke Halaman Asli

L’histoire se Repete (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya senang membaca buku-buku sejarah, terutama buku yang membicarakan tentang sejarah Indonesia. Saat sekarang sudah mulai punya sedikit uang, niat untuk mengoleksi buku-buku sejarah akhirnya sedikit demi sedikit mulai terwujud. Nah, setelah membaca sekian banyak buku sejarah aya temukan bahwa selalu ada benang merah di dalamnya. L’histoire est repeate, kata orang Perancis. Sejarah selalu berulang. Dan ini menariknya. Makanya saya merencanakan untuk membuat tulisan secara berseri mengenai sejarah yang berulang ini.

 

 

Negara kita memang kreatif. Kita memang negara yang miskin tapi punya cita-cita yang besar. Dalam hal memiliki barang contohnya. Kalau kita hanya punya uang yang nggak cukup untuk beli mobil baru....ya akhirnya beli mobil bekas saja. Kan sama saja tetap punya mobil ?! he..he..Walau akhirnya dengan membeli mobil bekas ternyata malah tekor....itu urusan lain.

 

 

Tanggal 13 Mei 1947, Mayor Ali Djajengprawiro diperintahkan oleh Letjen Urip Sumoharjo untuk dengan segala cara menembus blokade Belanda menuju Singapura.Lalu dengan uang yang didapat dari penyelundupan hasil bumi kita ke Singapura dia ditugaskan untuk membeli sebanyak mungkin kapal yang akan digunakan sebagai alat perjuangan melawan blokade Belanda. Dengan uang di tangan akhirnya berhasillah dibeli dari Changi Naval Disposal Board 17 buah kapal speed boat tipe ML (Motor Launch) dengan mesin 2 Hall Scot 600HP, kapasitas bensin 2000 galon dan bisa melaju dengan kecepatan 20 knot/jam.

 

 

Setelah dicek sana-sini ternyata 17 kapal bekas itu benar-benar sudah rusak. Tapi jangan panggil orang Indonesia kalau tidak kreatif. Dengan perjuangan berat didatangkanlah beberapa teknisi kapal dari Indonesia lalu memperbaiki kapal-kapal itu secara kanibal di galangan kapal milik HG Wong. Hasilnya ? Dari 17 kapal yang dibeli....hanya 7 yang siap berlayar. Itupun membutuhkan ongkos tambahan untuk perbaikan sebesar 17.000 US Dollar, nilai yang sangat besar. Tapi jangan salah...aksi dari 7 kapal speed boat itu akan selalu tercatat dalam sejarah TNI AL kita. Bahkan salah satu kapal yang bernama The Outlaw, yang dinakhodai oleh John Lie menjadi legenda sampai sekarang, bahkan sempat dimuat di Majalah Life.

 

 

Sejarah berulang di tahun 1992. Bermula dari proposal Pak Habibie, akhirnya sebanyak 39 kapal perang eks Jerman Timur dibeli pemerintah Indonesia. Terdiri atas 16 korvet kelas Parchim, 14 LST kelas Frosch dan 9 kapal penyapu ranjau kelas Kondor. Harganya sangat murah, total cuma seharga 12,6 juta dollar AS. Tapi ternyata kondisi kapal-kapal itu sangat parah, nyaris tinggal kerangka. Bagaimana pula membawa pulang ke Indonesia kapal rongsokan seperti itu ?

 

 

Bukan Indonesia kalau tidak kreatif, Sobat. Akhirnya digelontorkanlah anggaran untuk biaya perbaikan, repowering juga untuk membawanya ke Indonesia. Berapa biayanya ? Paling tidak 757,1 juta dollar AS atau 60 kali lipat dari harga belinya. Biaya yang membengkak seperti inilah yang akhirnya membawa kepada polemik nasional yang berkepanjangan saat itu. Bahkan sebagai buntutnya, majalah Tempo dan tabloid Detik akhirnya kena bredel karena berita investigasinya mengenai perkara ini.

 

 

Kabar baiknya, setelah dengan polemik panjang dan usaha yang sangat keras semua kapal perang eks Jerman Timur itu akhirnya berhasil juga dibawa ke Indonesia dan sekarang sudah dioperasikan untuk menjaga kedaulatan negara.

 

 

Sumber pustaka:

  1. Memoar Pejuang Masa Singapura.
  2. Majalah Angkasa Edisi Koleksi No 61 Kapal Perang Indonesia

 

Sumber foto:

1. http://sejarahqu.wordpress.com/2008/11/16/the-black-speed-boat/

2. http://alutsista.blogspot.com/2008/08/korvet-class-parchim-terbakar-di.html

 

 

 

(Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 23 Nov 2009)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline