Lihat ke Halaman Asli

Oryzae Sativa Linies

Humas Rumah Sakit Islam Banjarnegara

Urin Saya Berwarna Kuning, Apakah Aman?

Diperbarui: 3 Oktober 2022   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BANJARNEGARA - Masyarakat awam biasanya bertanya soal warna urin, salah satunya warna kuning. Apakah itu ada masalah atau tidak, untuk lebih jelas simak penjelasan Dokter RSI Banjarnegara, Jawa Tengah, Dokter Tegar Jati Kusuma berikut ini.

Menurutnya, urin yang dikeluarkan oleh manusia biasanya berwarna kuning jerami. Tetapi, kadang-kadang, karena peningkatan konsentrasi garam dan senyawa tertentu, urin mungkin berwarna kuning gelap. Dalam kasus seperti itu, tes urin sangat diperlukan. Tapi, seperti biasa, perubahan warna dalam urin cukup umum. Hanya ketika segala sesuatunya berlangsung lama, perlu dicek di laboratorium.

Urin kuning agak gelap  bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Alasan utamanya adalah tingkat hidrasi tubuh. Kekurangan air adalah penyebab utama perubahan warna urinoir. Selain itu, makanan yang mengandung asparagus terkadang membuat urin tampak kuning.

"Ketika tubuh kekurangan air, ginjal tidak berfungsi, sehingga menyebabkan berbagai masalah. Urea, komponen utama dalam urin, memberikan warna kekuningan pada urin. Bila konsentrasi urea sangat tinggi, maka secara otomatis urin akan berwarna kuning tua. Semakin banyak konsentrasi urea, semakin banyak penampakan kekuningan yang gelap. Jika asupan makanan sedikit, urin bisa tampak berwarna kekuningan. Jadi, selama urin tidak terlalu gelap dan kegelapan kuning tidak berlangsung lama, itu baik-baik saja," terangnya.

Ada banyak penyakit yang menyebabkan warna kuning pada urin. Penyakit yang paling umum adalah Hepatitis. Semua bentuk hepatitis termasuk A, B, C dll menyebabkan urin tampak berwarna kekuningan. Faktanya, dokter melakukan tes urin untuk mendiagnosis situasi seperti penyakit kuning. Warna kuning yang jelas dalam urin menegaskan adanya virus hepatitis.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan urin berwarna kuning adalah anemia hemolitik dan infeksi saluran kemih. Ada banyak infeksi yang berhubungan dengan saluran kemih dan infeksi tersebut menyebabkan urin tampak berwarna kuning cerah. Anemia hemolitik dan radang hati adalah kondisi paling utama yang menyebabkan urin berwarna kuning. Antibiotik juga dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada warna urin, tetapi karena mereka bukan bagian rutin dari diet kita, ini bukan faktor umum.

"Urin kuning sering disertai dengan sensasi terbakar yang parah, sebagian besar karena konsentrasi asam urat yang tinggi. Dalam keadaan normal, minum sekitar 8 gelas air sehari akan membebaskan  dari kondisi ini. Tetapi, ketika situasinya telah meningkat menjadi kondisi serius seperti penyakit kuning dan anemia, perhatian medis segera adalah wajib," tandasnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline